Sabtu, 07 Juni 2014

Alfred Adler

Alfred Adler


Assembling from: http://www.theguardian.com/uk/2011/apr/10/alfred-adler-ashes-found-edinburgh







            Tokoh

Ø  Biografi:
§  Lahir di Wina pada tanggal 9 Februari 1870
§  Anak ketiga
§  Anak seorang pengusaha
§  Di usia 5 tahun nyaris tewas akibat pneumonia
§  Lulus sebagai dokter dari Universitas WIna di tahun 1895
§  Karirnya berawal sebagai Optalmologis, kemudian dalam lapangan psikiatri
§  Awalnya bekerja sama dengan Freud, yang tadinya menjadi anggota ia akhirnya menjadi presiden “Masyarakat Psikoanalis Wina”
§  1911 Mengundurkan diri dari kenggotaannya dalam “Masyarakat Psikoanalis Wina” dan mengembangkan pendapatnya yang menyimpang dari pendapat Freud
§  mendirikan aliran baru yang diberi nama “Individual Psychologie”
§  1935 Adler menetap di Amerika Serikat, melanjutkan prakteknya sebagai ahli penyakit saraf, menjadi guru besar dalam psikologi medis di Long Island College of Medichine
§  mempunyai majalah tersendiri yaitu The Anerican Journal of Individual Psychology
§  meninggal di Scotlandia pada tahun 1973
                       

Ø  Pemikiran:
                        Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan social. Menurut adler manusia pada dasarnya adalah mahluk social. Ia percaya bahwa sejak lahir manusia telah dikaruniai dengan kesadaran bersosial dan hanya keterpaksaan (kompensasi) yang membuatnya bertanggung jawab kepada manusia lain untuk dapat mencapai kesejahteraan yang baik bagi dirinya dan orang lain. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, mengikuti kegiatan-kegiatan kerja sama social, menempatkan kesejahteraan social diatas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup dimana mengutamakan orientasi social. Pada akhirnya Adler meyakinkan bahwa manusia adalah mahluk yang menyimpan interest social yang sangat dalam.
            Evolusi dalam pemikiran Adler adalah Sebuah perubahan yang mengikuti struktur teori yang dibuatnya, sehingga merupakan refleksi tentang perilaku manusia. Diawali dengan sebuah penggabungan yang meningkat pada manusia yang menghasilkan sebuah penggabungan yang meningkat pada manusia yang menghasilkan sebuah agresi sebagai mahluk, merupakan sebuah konsep luas yang menghentikan pemikirannya dari sex sebagai hal utama yang menggerakan manusia, ia bergerak untuk meningkatkan bahwa manusia adalah mahluk yang mrmiliki karakteristik yang kompleks dalam mencari kekuatan utama. Kongklusi adler mengenai motivasi yang sesungguhnya dalam diri manusia adalah untuk mencari dan menjadi superior.
             Menurut Adler manusia dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia menurut Adler merupakan mahluk yang saling tergantung secara social. Syarat utama keseharan jiwa sesoeroang adalah perasaan bersatu dengan orang lain yang ada sejak manusia di lahirkan. Berdasarkan pradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teorinya secara ringkas disajikan sebagai berikut:

1. Individualitas sebagai pokok perosalan
            pemilihan nama Individual Psychology Adler memiliki harapan yaitu agar dapat menekankan keyakinan bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah (Alwisol, 2005: 90). Psikologi Individual menekankan kesatuan kepribadian. Menurut Adler, setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang khas, dan perilakunya menunjukan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat individual, yang diarahkan pada tujuan tertentu.

2. Kesadaran dan Ketidak Sadaran
            Pikiran sadar menurut Adler adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu serta dapat membantu sebuah perjuangan yang nantinya akan mencapai keberhasilan. Adler memandang unitas(kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan ketidak sadaran (Alwisol, 2005: 92) menurut Adler, tingkah laku tidak sadara adalah bagian dari tujuan final yang belum terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan ketidaksadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam system yang unify.
            Ilustrasi Adler tentang perbandingan antara alam sadar dan alam tak sadar berbeda degan Freud, dimana Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi yang menggambarkan antara perbandingan alam sadar dengan alam tak sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang kea rah yang berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.

3. Dua Dorongan Pokok
            setiap individu memiliki dua dorongan pokok yang mendorong serta melatar belakangi segala      perilakunya, yaitu:
            a. Dorongan Kemasyarakatan, yaitu hal yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan orang lain;
            b. Dorongan Keakuan, yaitu hal yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan diri sendiri.

4. Perjuangan ke Arah Superior
            Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior. Perasan ini yang kemudian akan menjadi pendorong agar dirinya bisa sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal (Alwisol 2005: 95). Kelemahan fisik akan menimbulkan perasaan inferior. Jika seorang individu jiwanya tidak sehat akan mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritas personal. Begitu pula dengan sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal ketidak lengkapan diri dan minat social yang tinggi. Mereka berjuang menjadi sukses.

5. Gaya Hidup (Style of Life)
            menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior. Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara unik dari setiap orang dalam berjuang untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu dimana ia berada(Alwisol,2005).
            Menurut Adler Gaya hidup seseotang telah terbentuk pada umur 4-5 tahun. Gaya hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intristik (heriditas) dan lingkungan objektip, tetapi dibentuk oleh orang yang bersangkutan melalui pengamatan dan interpretasi terhadap keduanya. Menurut Adler, Gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungin akan berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, terkecuali bila individu menyadari kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya.

6. Minat Sosial (Social Interest)
            Minat social adalah bagian dari hakikat manusia dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. MInat social membuat individu mamp berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai. Semua kegagalan neurotic, psikotik, criminal, pemabuk, anak bermasalah, dll. Menurut Adler hal itu terjadi karena penderita kurang memiliki minat social.

7. Kekuatan Kreatif Self(Self Creative)
            Menurut Adler, Self kreatif ini bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur kepribadian. Self Kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan mentransformasikan fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik.

8. Konstelasi Keluarga
            Konstelasi berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Kepribadian anak pertama, anak tengah, anak terakhir, dan anak tunggal berbeda, karena perlakuan yang diterima dari orangtua dan saudara-saudara pun akan berbeda.

9. Posisi Tidur dan Kepribadian
            Dari observasi yang telah dilakukan kepada pasien Adler, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan posisi tidur seseorang dengan kepribadiannya (Masrun, 1977: 43-44).
            a. Tidur Terlentang, menunjukan bahwa orang yang bersangkutan memiliki sifat pemberani dan bercita-cita tinggi.
            b. Tidur Berguling(mlungker), menunjukan bahwa sifat orang yang bersangkutan penakut dan lemah dalam mengambil keputusan.
            c. Tidur Menggeliat tidak karuan, menunjukan bahwa orang yang bersangkutan memiliki sifat yang tidak teratur, ceroboh, dst.
            d. Tidur dengan kaki di atas bantal, menunjukan orang ini menyukai petualangan
            e. Tidur dilakukan dengan mudah, memiliki proses penyesuaian diri dengan baik.

10. Kompleks Inferioritas dan Neurosis
            Perasaan yang berlebihan bahwa diirnya merupakan orang yang tidak mampu, Adler menyatakan bahwa gejala tersebut paling sedikit disebabkan oleh tiga hal, yaitu: memiliki cacat jasmani, Dimanjakan, dan dididik dengan kekerasan (Masrun, 1977: 46).
            Tanda bahwa anak mengidap kompleks inferioritas dalah gagap dan buang air kecil sewaktu tidur (ngompol). Menurut pandangan Adler, kompleks inferioritas bukan persoalan yang kecil, melainkan sudah termasuk dalam neurosis atau gangguan jiwa, artinya masalah tersebut sama besarnya dengan masalaj kehidupan itu sendiri.

11. Perkembangan Abnormal
            Adler menidentifikasi bahwa ada tiga factor yang membuat individu menjadi salah suai, yaitu sebagai berikut
a. Cacat fisik yang parah
            Cacat fisik yang parah, baik itu dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan, dan penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti dengan perasaan inferior yang berlebihan maka akan terjadilah gejala salah suai.
b. Gaya hidup manja
            Gaya hidup seperti ini adalah sebagian sumber penyebab utama neurosis. Anak yang dimanja memiliki minat social yang kecil dan tingkat aktifitas yang rendah. Ia menikmati permanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan mengembangkan hubungan yang parasite dengan ibunya kepada orang lain. Ia berharap bahwa orang lain memperhatikan dirinya, melindunginya, dan memusatkan semua keinginan yang mementingkan dirinya sendiri. Gaya hidup yang manja mudah dikenali dengan ciri-ciri: sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitive, tidak sabaran, dan emosional.

c. Gaya Hidup diabaikan
            Anak merasa tidak dicintai dan tidak dikehendaki, akan menimbulkan gaya hidup diabaikan. Menurut Adler, diabaikan merupakan konsep yang relative, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri anak yang diabaikan memiliki kesamaan dengan anak yang dimanjakan, tetapo pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan berbahaya bagi orang lain.

         Perilaku manusia menurut Psikologi Individual Adler

Tujuan akhir perilaku individu yang nantinya dapat dijadikan gambaran untuk menerangkan perilaku tersebut. Aktifitas seperti perkawinan, pellanggaran hukum, bunuh diri, humor, keadaan supranatural, merokok, bermain dan rekreasi, serta psikoneurosis, adalah aktifitas yang bertujuan menurut apa yang di rumuskan oleh individu, yang di pengaruhi oleh perasaan rendah diri atau superior yang khas, gaya hidup dan diri yang kreatif yang khas pula.
             

Quotes Alfred Adler:

           



 Assembling from: http://www.rugusavay.com/alfred-adler-quotes/

Kamis, 17 April 2014

Psychology Today

      HATI-HATI DENGAN MENGOREK KUPING DAN EAR CANDLING THERAPY

Sering mengorek kuping hampir 3 kali atau lebih dalam sehari? atau ngikutin trend yang sedang happening tentang ear candling? 
          Lubang telinga terdiri dari lapisan kulit yang mengandung kelenjar, lapisan kulit akan selalu mengalami pengelupasan. serumen atau kotoran telinga merupakan campuran dari sekresi (hasil produksi) kelenjar di lubang dan lapisan kulit telinga. Serumen ini berfungsi untuk membersihkan, melindungi telinga serta menjadi pelumas di lubang telinga(Kartika Dwiyani). Secara normal, terdapat suatu mekanisme self cleansing dari serumen yang bergerak ke luar dari lubang telinga yang salah membantu dalam proses mengunyah dan berbicara.  kenapa di pagi hari seringkali telinga terasa basah dan lembab ? self cleansing ini terjadi di pagi hari setiap bangun tidur(Hably Warganegara). ketika proses self cleansing ini terjadi, maka penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga tidak selalu baik. biasanya membersihkan kotoran telinga dapat menyebabkan irtasi pada kulit telinga. 
         Selain membersihkan kotoran telinga dengan cotton bud ada metode pembersihan telinga yang sedang "Hitz"  atau happening yaitu dengan tehnik ear candling therapy (ECT). tehnik pembersihan telinga dengan asap lilin tersebut belum terbukti secara medis mengenai manfaatnya(Kartika Dwiyani), dokter spesialis THT ini menjelaskan bahwa dari penelitian yang di publikasikan pada tahun 1996 membuktikan bahwa foto lubang telinga pasien sebelum dan sesudah melakukan ECT, tidak ditemukan pembersihan serumen pada pasien. 
         Dalam fenomena mengorek kuping secara berlebihan disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan self cleansing  atau bahkan salah persepsepsi dimana menurut William James dalam buku Psikologi Umum mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang di serap oleh indra, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memori) kita lalu diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. karena persepsi dibentuk oleh data-data yang tidak tepat yang diperoleh dari lingkungan dan yang diserap oleh indra, contohnya bila melihat orang tua sering mengorek kuping, maka secara otomatis akan mempengaruhi persepsi anak atau orang lain yang melihatnya dan menganggap kegiatan tersebut memang baik dan boleh dilakukan.               
         Sebagai orang yang terpelajar harusnya kita tidak menerima suatu informasi secara mentah tanpa di pikirkan terlebih dahulu, pandang suatu fenomena yang ada dengan kritis. Ear Candling memang sedang trend, tetapi alangkah baiknya kita lebih selektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. 



Daftar Referensi: 
1. Sari, Deliana (2014). "Hati-hati Mengorek kuping". Bisnis Indonesia Weekend Health, 20 April 2014 
2. Boere, George (2006). "Dasar-dasar Psikologi". Ar-ruz yogyakarta. ISBN: 97997994171154  

SOSOK Cucu Yulia "Merangkai Kejayaan Tenun Akar Wangi"

      Merangkai Kejayaan Tenun Akar Wangi

 Kesuksesan seseorang memanglah tidak diperoleh dengan mudah dan instan, begitu pula dengan Cucu Yulia(32). Dia adalah seorang pengusaha yang berhasil menuai kesuksesanya dalam bisnis Tenun akar wangi. Tenun akar wangi adalah salah satu produk turunan rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides) di Kabupaten Garut Jawa Barat yang mulai di kembangkan di tahun 1990-an.
            Cucu awalnya bekerja sebagai penggulung benang di salah satu industri rumahan yang bergerak dalam bisnis tenun di Garut. Wanita yang berusia 32 tahun ini selalu tidak di izinkan untuk menggunakan ATBM(Alat Tenun Bukan Mesin). Selain menggulung benang Cucu sering diperintahkan untuk memasarkan produk ke beberapa distributor tenun di Garut Kota yang membuat dia memiliki relasi. Karena kegigihan Cucu Yulia yang ingin belajar untuk menggunakan ATBM dan selalu berlatih sendiri menggunakan ATBM diluar jam kerja, dia di rekomendasikan oleh atasannya untuk mengikuti pelatihan usaha kecil menengah di Yogyakarta. padahal masih banyak rekan kerja lainnya yang lebih mahir untuk menenun dibandingkan dengan Cucu. 
           Cucu kemudian memilih untuk mengundurkan diri. dia mendirikan usahanya sendiri dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga di kampungnya. Peminat produk akar wangi ini tidak hanya konsumen dalam negri seperti Jakarta, Bandung dan Bali. Tenun akar wangi Garut juga berhasil melanglang buana ke sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat. bicara mengenai omset, tentu saja tidak instan atau langsung memperoleh nilai yang besar, awalnya omset berkisar antara Rp. 100.000 sampai dengan 200.000 per bulan, sekarang bisa sampai Rp. 9 Juta bahkan Rp. 10 Juta per bulan. Produk tenun yang dipasarkan bisa berupa Sajadah, Tikar, hingga taplak meja. 
         Dari sosok Cucu Yulia yang merangkai kejayaan tenun akar wangi dapat di simpulkan bahwa sukses itu tidak diperoleh dengan mudah dan instan, dibutuhkan kerja keras yang lebih dari orang lain tanpa obsesi yang berlebihan ada quotes yang saya sukai "You don't need to tell people you're good, people will see and sense the good. confidence is silent. insecurities are loud"-Unknown 
         Ukuran kesuksesan bagi seseorang memanglah relatif tetapi sukses bukan saja dilihat dari seberapa banyak uang yang dihasilkan dari keringat kita, tetapi seberapa banyak orang yang telah ikut bahagia karena keringat yang telah kita hasilkan.




Daftar Referensi : Helmy, Cornelius 2014  "Merangkai Kejayaan Tenun Akar Wangi". KOMPAS, 14 April 2014 .

Senin, 24 Maret 2014

Menganalisa kasus Ade Sara, Mia Nuraini, dan IS

1. Pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto





         Beberapa minggu terakhir  ini berita tentang tragedi cinta remaja yang berujung maut sangat gencar dibicarakan oleh media. Pasangan kekasih HF(19) dan S(19) diduga telah melakukan pembunuhan berencana kepada Ade Sara Angelina Suroto(19) yang tidak lain adalah pacar HF. Pasangan ini pun langsung diciduk dan dijadikan tersangka sesaat setelah melayat keluarga Ade Sara di Rumah Duka RS Cipto Mangunkusumo, Kamis (6/3). Apakah motif dari pembunuhan ini ?

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto yang ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jumat (7/3/2014) mengatakan bahwa dipastikan motif Hafitd dan Assyifa dalam menghabisi Ade Sara berbeda. "Pembunuhan Ade Sara sudah direncanakan oleh HF dan Assyifa seminggu sebelum eksekusi, dengan motif masing-masing yang berbeda," ujarnya.
Menurut Riwanto, motif Hafitd ingin menghabisi Sara lantaran sakit hati karena korban tak ingin lagi bertemu dengannya. Sementara motif Assyifa, karena cemburu. Sara dianggap Assifa mengganggu hubungan asmaranya dengan Hafitd.
"Assyifa adalah pacar baru HF dan dia merasa cemburu pada korban. Oleh karena itu, keduanya memiliki niat dan motif yang berbeda dan bersepakat mencari waktu tepat untuk menghabisi Sara," ungkap Rikwanto.



A : HF dan S, menggunakan mobil KIA VISTO, Senin 3/3 sekitar pukul 07:30 WIB bertemu dengan korban di Stasiun Gondangdia. S mengajak korban masuk ke dalam mobil dan bertemu HF. Lalu mengungkapkan akan mengantarkan ke tempat les bahasa asing di Gondangdia. Lalu S dan HF berpura-pura berkelahi, lalu S menangis dan memegang tangan korban.

B C D E : HF langsung menyetrum korban sekitar 3 menit dan korban berteriak minta tolobf. Selanjutnya korban diajak berputar-putar oleh kedua pelaku dari Gondangdia ke Menteng, Cempaka Putih, hingga ke Taman mini, dan kembali ke Rawa Mangun melalui jalan tol.

F : Tepat pukul 13:30 kedua pelaku berhenti di Tol Rawamangun, sebelum pintu keluar korban dicekik dan disetrum lagi, namun korban masih belum meninggal. Selanjutnya mobil masih berjalan di daerah Rawa Mangun. Korban di cekik dan disetrum kembali dan dibawa ke daerah Kemayoran. Dalam perjalanan dari Rawa mangun menuju Kemayoran, pelaku S memasukkan tissu atau Koran ke dalam mulut korban.
         Sekitar pukul 00:30 pelaku tiba di Kemayoran dekat apartemen ITC Kemayoran, diketahui bahwa korban telah meninggal. Tiba-tiba mobil pelaku mogok kemudian HF meminta tolong kepada sopir taksi untuk mengecas accu sampai mobil hidup kembali, sedangkan korban masih di dalam mobil pelaku.
         Selanjutnya mobil jalan kembali, namun sekitar 200 meter mesin mobil pelaku mati lagi dan HF meminta bantuan kepada temannya untuk dicarikan accu, dan temannya bertanya siapa yang ada di dalam mobil, dijawab oleh HF mayat, namun teman pelaku diam saja.

G: selasa (4/3) sekitar pukul 11:00 setelah accu diganti, mobil masih tersendat-sendat. Pelaku mencari bengkel dan menuju Rawa Mangun, namun menemukan bengkel di daerah salemba. Pukul 17:30 WIB ketika mobil masuk bengkel korban masih tetap berada di belakang mobil, di tutupi kain pashmina milik pelaku S.

H: setelah mobil hidup kembali, kedua pelaku tak mendapatkan tempat yang aman sehingga berputar-putar kembali ke wilayah Jakarta Timur. Dan akhirnya pelaku masuk ke tol Bintara Bekasi Barat. Pada pukul 21:00 di KM 49 arah Bekasi korban dibuang di pinggir tol.

I J: menuju jati asih dan dalam perjalanan, pelaku membuang barang beruba sisa tisu, Koran, dan dompet miilik korban. Lalu keluar tol Jati Asih dan masuk kembali ke tol Jati Asih menuju Bintara. Kedua pelaku kemudian keluar menuju Indomaret Pulo Gebang untuk membersihkan sisa-sisa Koran lalu membuang sepatu dan tas korban. Selanjutnya kedua pelaku pulang kerumah mereka.

         Karena pembunuhan ini direncanakan, yaitu dengan menyediakan alat untuk menyetrum korban, membawa Koran, sampai ber-akting dengan pura-pura bertengkar di dalam mobil maka Pelaku diancam Pasal 340 KUHP yang berbunyi:
“Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”
 
2. pembunuhan Mia Nuraini
        
         Belum reda tentang pemberitaan kasus Ade Sara di Televisi, terjadi pembunuhan yang menewaskan Mia Nuraini. Saat pemeriksaan mulai terungkap bahwa motif pembunuhan ini bukan bertujuan untuk merenggut nyawa Mia, tetapi awalnya Anto (mantan pacar Mia) ingin balas dendam karena pacar baru Mia (Soni) pernah memukul Anto.
         Awalnya hari itu (12/3) Anto dan rekannya AR menyerang Soni dengan gir motor namun meleset dan terkena kepala Mia, ujar AKBP Novi Nurrohmad. Kejadian ini dilaporkan oleh masyarakat ke Polsektro Cilandak Rabu (12/3) malam pukul 01:30 dan sekitar 4 jam setelah kejadian, 6 dari 8 orang pelaku yang mengeroyok korban berhasil ditangkap. Pelaku pengeroyokan ini terdiri dari 2 orang perempuan dan 6 orang laki-laki.
         Atas perbuatannya pelaku A dan AS dikenakan pasal 170 ayat 3 tentang pengeroyokan dengan ancaman 9 tahun penjara. Isi dari pasal 170 ayat 3 yang berbunyi: ”Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan”

Yang bersalah diancam:

Ke-1. Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan sengaja menghancurkan barang atau kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka;

Ke-2. Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat;

Ke-3 Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.


Analisa:

         Faktor yang mempengaruhi kedua Kasus di atas berawal dari sakit hati, kemudian menjadi dendam yang tidak tertahankan sehingga meledak menjadi agresivitas dan bisa juga diakibatkan karena kemajuan teknologi. Pemimpin redaksi News and World Report dalam laporannya menyatakan bahwa TV dalam keluarga merupakan variabel yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pekembangan hubungannya terhadap remaja; termasuk timbulnya perilaku nakal. Sebab, di Amerika para remaja yang berusia 18 tahun telah menyaksikan 200.000 adegan kekerasan di layar TV. Dalam Television and Growing Up: the impact of Children juga ditegaskan bahwa selain acara di TV, situasi keluarga merupakan faktor utama yang menyebabkan perilaku nakal remaja.
         Dalam salah satu tayangan TV berbayar seringkali ditayangkan macam-macam kasus pembunuhan dengan motif yang berbeda dan dengan cara membunuh yang berbeda pula, tersangka sangat mungkin untuk terinspirasi dari salah satu tayangan TV berbayar ini.
         Dilihat dari teori Sigmund Freud tentang Id, Ego dan Super ego dimana Id yang berisi tentang dorongan naluriah, tidak rasional, tidak logis, tidak sadar, amoral dan bersifat memenuhi kesenangan, Id merupakan kepribadian yang orisinil. Tugas utama Ego adalah mengantarkan dorongan dari Id dengan kenyataan yang ada di luar dunia sekitar. Super ego adalah kode moral individu yang tugas utamanya adalah mempertimbangkan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Super ego mempersentasikan hal-hal yang ideal bukan hal-hal yang riil, serta mendorong kea rah kesempurnaan bukan ke arah kesenangan.
         Jika ketiganya sudah menyatu dalam Super ego dan seseorang yang telah mampu mengembangkan super ego-nya dengan baik, akan memiliki kecenderungan yang didasarkan atas nilai-nilai luhur dan aturan moral tertentu sehingga akan terwujud dalam perilaku yang bermoral.
Dalam kedua kasus ini, pelaku tidak mampu mengembangkan super ego-nya dengan baik sehingga melanggar aturan moral yang ada. Dan tidak  memiliki Self Awareness, bila sesorang aware dengan dirinya dan orang lain, maka mereka akan bisa mengolah emosinya dengan baik.
         Perlu ditinjau lagi bagaimana pola asuh orangtua terhadap pelaku dan korban, karena pola asuh sangat berperan disini. Begitu juga dengan  sikap orangtua di hadapan pelaku pembunuhan ini, apakah mudah emosi,
Sering memukuli anggota keluarga atau kurang mengawasi anaknya.

       3. Penganiayaan terhadap (IS) anak laki-laki berusia 3,5 tahun yang dianiaya oleh mantan kekasih ibunya

  Kronologis kejadian:

          Pakhir Desember 2013 IS dikabarkan hilang saat diajak berjualan es bersama ibunya (Iis) di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Berita hilangnya IS telah dilaporkan ke Markas Polsek Senen dan pihak keluarga sudah berusaha untuk mencari anak laki-laki yang berusia 3,5 tahun ini, tetapi tetap saja tidak ditemukan. Sampai ibunda IS yang bernama Iis stress atas kepergian anak laki-lakinya ini, belum setahun ini Iis ditinggal oleh suaminya. Tentu saja itu membuat pukulan yang sangat berat baginya, hingga 2 minggu terakhir ini Iis sulit dihubungi oleh pihak keluarga dan tidak ditemukan di rumah atau di tempat dimana ia bekerja.
         Awal mula kasus ini terungkap adalah ketika Juliana menemukan IS di Halte Busway di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara. Saat itu IS tengah dipeluk oleh Dadang yang pada awalnya mengaku sebagai ayah IS, merasa kasihan dengan kondisi IS, Juliana membawa IS ke Puskesmas Pademangan, karena keterbatasan alat Puskesmas IS di rujuk ke RSUD Koja. Curiga dengan luka-luka yang dialami oleh IS, pihak Puskesmas melaporkan kejadian ini ke Markas Polres Metro Pademangan.
         Karena menyangkut anak-anak, maka kasus ini langsung diambil alih oleh Polres Metro Jakarta Utara. Saat mengantarkanIS ke RSUD Koja itulah, Dadang dibekuk oleh polsi dan dia akhirnya mengaku kalau dia bukan Ayah dari IS dan telah menculik, menganiaya IS hingga seperti itu.
Motif penganiayaan IS:
Setelah di introgasi lebih dalam, ternyata Dadang adalah mantan kekasih ibunda IS yang merasa kesal karena Iis jatuh hati kepada pria lain. Sehiingga Dadang membawa IS dari satu tempat ke tempat lain, saat IS diculik, Korban diajak untuk mengamen dan karena sering menangis, maka tersangka menganiaya korban dengan menggigit tubuh IS, menendang, menusuk dengan paku yang telah dibakar, menggunting lidah, dan lain-lain.

Analisa:

-Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia : cemburu adalah keirihatian, kesirikan, kecurigaan, kekurangpercayaan
-Kamus sinonim indonesia : cemburu adalah berprasangka, sirik, panas hati
-Kamus Melayu : cemburu adalah iri hati, curiga, berjaga-jaga..
-English Wikipedia : jealousy adalah fikiran negative, rasa takut, dan kecemasan akan kehilangan sesuatu
-Dictionary.com : cemburu adalah ketakutan/ kecurigaan akan adanya ancaman, persaingan, ketidaksetiaan

Dapat disimpulkan bahwa sifat cemburu, jealous atau iri hati ini lebih mengarah ke arah negatif dan kasus 1, 3 diatas menujukan sifat cemburu dan tidak bisa mengolah emosinya dengan baik, sehingga menyebabkan pelaku melakukan hal-hal yang melanggar norma yang berlaku.

Dampak psikologis terhadap IS:
         Dampak psikologis ini muncul sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang, baik itu dampak positif atau negatif yang nampak dalam prilaku individu (Watson dalam Sarwono, 2003). Berikut dampaknya:

-Traumatik, jagankan di gigit, di tendang, ataupun di tusuk dengan paku yang dibakar, mencubit anak saja akan membuat anak jadi trauma.

-Secara tidak langsung, memukul anak akan mengajarkan anak menjadi orang yang suka memukul, anak akan menganggap apa yang orang tuanya lakukan adalah prilaku yang memang boleh dilakukan.

-Bisa membentuk anak menjadi pemarah, mudah memukul orang dan tidak bisa menyelesaikan konflik dengan cara efektif dan lebih manusiawi.

-Membuat anak merasa tidak dihargai




3 kasus diatas tentu saja berhubungan dengan Psikologi, karena menyangkut tentang kejiwaan seseorang, karena dimana ada manusia, disitulah ada psikologi. Dimana ada masalah pasti ada penyebab dari permasalahan itu sendiri dan ada pula dampak dari permasalahan tersebut.



Daftar Referensi: 1. Ali dan Asrori (2004). Psikologi Remaja. Bumi Aksara. Jakarta. ISBN: 979-526-959

2. Piaget, Jean dan Inhelder Barbel (1969). The Psychology of the child. Basic Books, New York

3. Hapsari, Swita.(2014, Maret 17). Petaka Cinta Cabut Nyawa Ade Sara. Nova, 1360, 54-55