Kamis, 17 April 2014

Psychology Today

      HATI-HATI DENGAN MENGOREK KUPING DAN EAR CANDLING THERAPY

Sering mengorek kuping hampir 3 kali atau lebih dalam sehari? atau ngikutin trend yang sedang happening tentang ear candling? 
          Lubang telinga terdiri dari lapisan kulit yang mengandung kelenjar, lapisan kulit akan selalu mengalami pengelupasan. serumen atau kotoran telinga merupakan campuran dari sekresi (hasil produksi) kelenjar di lubang dan lapisan kulit telinga. Serumen ini berfungsi untuk membersihkan, melindungi telinga serta menjadi pelumas di lubang telinga(Kartika Dwiyani). Secara normal, terdapat suatu mekanisme self cleansing dari serumen yang bergerak ke luar dari lubang telinga yang salah membantu dalam proses mengunyah dan berbicara.  kenapa di pagi hari seringkali telinga terasa basah dan lembab ? self cleansing ini terjadi di pagi hari setiap bangun tidur(Hably Warganegara). ketika proses self cleansing ini terjadi, maka penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga tidak selalu baik. biasanya membersihkan kotoran telinga dapat menyebabkan irtasi pada kulit telinga. 
         Selain membersihkan kotoran telinga dengan cotton bud ada metode pembersihan telinga yang sedang "Hitz"  atau happening yaitu dengan tehnik ear candling therapy (ECT). tehnik pembersihan telinga dengan asap lilin tersebut belum terbukti secara medis mengenai manfaatnya(Kartika Dwiyani), dokter spesialis THT ini menjelaskan bahwa dari penelitian yang di publikasikan pada tahun 1996 membuktikan bahwa foto lubang telinga pasien sebelum dan sesudah melakukan ECT, tidak ditemukan pembersihan serumen pada pasien. 
         Dalam fenomena mengorek kuping secara berlebihan disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan self cleansing  atau bahkan salah persepsepsi dimana menurut William James dalam buku Psikologi Umum mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang di serap oleh indra, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memori) kita lalu diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. karena persepsi dibentuk oleh data-data yang tidak tepat yang diperoleh dari lingkungan dan yang diserap oleh indra, contohnya bila melihat orang tua sering mengorek kuping, maka secara otomatis akan mempengaruhi persepsi anak atau orang lain yang melihatnya dan menganggap kegiatan tersebut memang baik dan boleh dilakukan.               
         Sebagai orang yang terpelajar harusnya kita tidak menerima suatu informasi secara mentah tanpa di pikirkan terlebih dahulu, pandang suatu fenomena yang ada dengan kritis. Ear Candling memang sedang trend, tetapi alangkah baiknya kita lebih selektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. 



Daftar Referensi: 
1. Sari, Deliana (2014). "Hati-hati Mengorek kuping". Bisnis Indonesia Weekend Health, 20 April 2014 
2. Boere, George (2006). "Dasar-dasar Psikologi". Ar-ruz yogyakarta. ISBN: 97997994171154  

SOSOK Cucu Yulia "Merangkai Kejayaan Tenun Akar Wangi"

      Merangkai Kejayaan Tenun Akar Wangi

 Kesuksesan seseorang memanglah tidak diperoleh dengan mudah dan instan, begitu pula dengan Cucu Yulia(32). Dia adalah seorang pengusaha yang berhasil menuai kesuksesanya dalam bisnis Tenun akar wangi. Tenun akar wangi adalah salah satu produk turunan rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides) di Kabupaten Garut Jawa Barat yang mulai di kembangkan di tahun 1990-an.
            Cucu awalnya bekerja sebagai penggulung benang di salah satu industri rumahan yang bergerak dalam bisnis tenun di Garut. Wanita yang berusia 32 tahun ini selalu tidak di izinkan untuk menggunakan ATBM(Alat Tenun Bukan Mesin). Selain menggulung benang Cucu sering diperintahkan untuk memasarkan produk ke beberapa distributor tenun di Garut Kota yang membuat dia memiliki relasi. Karena kegigihan Cucu Yulia yang ingin belajar untuk menggunakan ATBM dan selalu berlatih sendiri menggunakan ATBM diluar jam kerja, dia di rekomendasikan oleh atasannya untuk mengikuti pelatihan usaha kecil menengah di Yogyakarta. padahal masih banyak rekan kerja lainnya yang lebih mahir untuk menenun dibandingkan dengan Cucu. 
           Cucu kemudian memilih untuk mengundurkan diri. dia mendirikan usahanya sendiri dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga di kampungnya. Peminat produk akar wangi ini tidak hanya konsumen dalam negri seperti Jakarta, Bandung dan Bali. Tenun akar wangi Garut juga berhasil melanglang buana ke sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat. bicara mengenai omset, tentu saja tidak instan atau langsung memperoleh nilai yang besar, awalnya omset berkisar antara Rp. 100.000 sampai dengan 200.000 per bulan, sekarang bisa sampai Rp. 9 Juta bahkan Rp. 10 Juta per bulan. Produk tenun yang dipasarkan bisa berupa Sajadah, Tikar, hingga taplak meja. 
         Dari sosok Cucu Yulia yang merangkai kejayaan tenun akar wangi dapat di simpulkan bahwa sukses itu tidak diperoleh dengan mudah dan instan, dibutuhkan kerja keras yang lebih dari orang lain tanpa obsesi yang berlebihan ada quotes yang saya sukai "You don't need to tell people you're good, people will see and sense the good. confidence is silent. insecurities are loud"-Unknown 
         Ukuran kesuksesan bagi seseorang memanglah relatif tetapi sukses bukan saja dilihat dari seberapa banyak uang yang dihasilkan dari keringat kita, tetapi seberapa banyak orang yang telah ikut bahagia karena keringat yang telah kita hasilkan.




Daftar Referensi : Helmy, Cornelius 2014  "Merangkai Kejayaan Tenun Akar Wangi". KOMPAS, 14 April 2014 .