Senin, 24 Maret 2014

Menganalisa kasus Ade Sara, Mia Nuraini, dan IS

1. Pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto





         Beberapa minggu terakhir  ini berita tentang tragedi cinta remaja yang berujung maut sangat gencar dibicarakan oleh media. Pasangan kekasih HF(19) dan S(19) diduga telah melakukan pembunuhan berencana kepada Ade Sara Angelina Suroto(19) yang tidak lain adalah pacar HF. Pasangan ini pun langsung diciduk dan dijadikan tersangka sesaat setelah melayat keluarga Ade Sara di Rumah Duka RS Cipto Mangunkusumo, Kamis (6/3). Apakah motif dari pembunuhan ini ?

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto yang ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jumat (7/3/2014) mengatakan bahwa dipastikan motif Hafitd dan Assyifa dalam menghabisi Ade Sara berbeda. "Pembunuhan Ade Sara sudah direncanakan oleh HF dan Assyifa seminggu sebelum eksekusi, dengan motif masing-masing yang berbeda," ujarnya.
Menurut Riwanto, motif Hafitd ingin menghabisi Sara lantaran sakit hati karena korban tak ingin lagi bertemu dengannya. Sementara motif Assyifa, karena cemburu. Sara dianggap Assifa mengganggu hubungan asmaranya dengan Hafitd.
"Assyifa adalah pacar baru HF dan dia merasa cemburu pada korban. Oleh karena itu, keduanya memiliki niat dan motif yang berbeda dan bersepakat mencari waktu tepat untuk menghabisi Sara," ungkap Rikwanto.



A : HF dan S, menggunakan mobil KIA VISTO, Senin 3/3 sekitar pukul 07:30 WIB bertemu dengan korban di Stasiun Gondangdia. S mengajak korban masuk ke dalam mobil dan bertemu HF. Lalu mengungkapkan akan mengantarkan ke tempat les bahasa asing di Gondangdia. Lalu S dan HF berpura-pura berkelahi, lalu S menangis dan memegang tangan korban.

B C D E : HF langsung menyetrum korban sekitar 3 menit dan korban berteriak minta tolobf. Selanjutnya korban diajak berputar-putar oleh kedua pelaku dari Gondangdia ke Menteng, Cempaka Putih, hingga ke Taman mini, dan kembali ke Rawa Mangun melalui jalan tol.

F : Tepat pukul 13:30 kedua pelaku berhenti di Tol Rawamangun, sebelum pintu keluar korban dicekik dan disetrum lagi, namun korban masih belum meninggal. Selanjutnya mobil masih berjalan di daerah Rawa Mangun. Korban di cekik dan disetrum kembali dan dibawa ke daerah Kemayoran. Dalam perjalanan dari Rawa mangun menuju Kemayoran, pelaku S memasukkan tissu atau Koran ke dalam mulut korban.
         Sekitar pukul 00:30 pelaku tiba di Kemayoran dekat apartemen ITC Kemayoran, diketahui bahwa korban telah meninggal. Tiba-tiba mobil pelaku mogok kemudian HF meminta tolong kepada sopir taksi untuk mengecas accu sampai mobil hidup kembali, sedangkan korban masih di dalam mobil pelaku.
         Selanjutnya mobil jalan kembali, namun sekitar 200 meter mesin mobil pelaku mati lagi dan HF meminta bantuan kepada temannya untuk dicarikan accu, dan temannya bertanya siapa yang ada di dalam mobil, dijawab oleh HF mayat, namun teman pelaku diam saja.

G: selasa (4/3) sekitar pukul 11:00 setelah accu diganti, mobil masih tersendat-sendat. Pelaku mencari bengkel dan menuju Rawa Mangun, namun menemukan bengkel di daerah salemba. Pukul 17:30 WIB ketika mobil masuk bengkel korban masih tetap berada di belakang mobil, di tutupi kain pashmina milik pelaku S.

H: setelah mobil hidup kembali, kedua pelaku tak mendapatkan tempat yang aman sehingga berputar-putar kembali ke wilayah Jakarta Timur. Dan akhirnya pelaku masuk ke tol Bintara Bekasi Barat. Pada pukul 21:00 di KM 49 arah Bekasi korban dibuang di pinggir tol.

I J: menuju jati asih dan dalam perjalanan, pelaku membuang barang beruba sisa tisu, Koran, dan dompet miilik korban. Lalu keluar tol Jati Asih dan masuk kembali ke tol Jati Asih menuju Bintara. Kedua pelaku kemudian keluar menuju Indomaret Pulo Gebang untuk membersihkan sisa-sisa Koran lalu membuang sepatu dan tas korban. Selanjutnya kedua pelaku pulang kerumah mereka.

         Karena pembunuhan ini direncanakan, yaitu dengan menyediakan alat untuk menyetrum korban, membawa Koran, sampai ber-akting dengan pura-pura bertengkar di dalam mobil maka Pelaku diancam Pasal 340 KUHP yang berbunyi:
“Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”
 
2. pembunuhan Mia Nuraini
        
         Belum reda tentang pemberitaan kasus Ade Sara di Televisi, terjadi pembunuhan yang menewaskan Mia Nuraini. Saat pemeriksaan mulai terungkap bahwa motif pembunuhan ini bukan bertujuan untuk merenggut nyawa Mia, tetapi awalnya Anto (mantan pacar Mia) ingin balas dendam karena pacar baru Mia (Soni) pernah memukul Anto.
         Awalnya hari itu (12/3) Anto dan rekannya AR menyerang Soni dengan gir motor namun meleset dan terkena kepala Mia, ujar AKBP Novi Nurrohmad. Kejadian ini dilaporkan oleh masyarakat ke Polsektro Cilandak Rabu (12/3) malam pukul 01:30 dan sekitar 4 jam setelah kejadian, 6 dari 8 orang pelaku yang mengeroyok korban berhasil ditangkap. Pelaku pengeroyokan ini terdiri dari 2 orang perempuan dan 6 orang laki-laki.
         Atas perbuatannya pelaku A dan AS dikenakan pasal 170 ayat 3 tentang pengeroyokan dengan ancaman 9 tahun penjara. Isi dari pasal 170 ayat 3 yang berbunyi: ”Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan”

Yang bersalah diancam:

Ke-1. Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan sengaja menghancurkan barang atau kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka;

Ke-2. Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat;

Ke-3 Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.


Analisa:

         Faktor yang mempengaruhi kedua Kasus di atas berawal dari sakit hati, kemudian menjadi dendam yang tidak tertahankan sehingga meledak menjadi agresivitas dan bisa juga diakibatkan karena kemajuan teknologi. Pemimpin redaksi News and World Report dalam laporannya menyatakan bahwa TV dalam keluarga merupakan variabel yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pekembangan hubungannya terhadap remaja; termasuk timbulnya perilaku nakal. Sebab, di Amerika para remaja yang berusia 18 tahun telah menyaksikan 200.000 adegan kekerasan di layar TV. Dalam Television and Growing Up: the impact of Children juga ditegaskan bahwa selain acara di TV, situasi keluarga merupakan faktor utama yang menyebabkan perilaku nakal remaja.
         Dalam salah satu tayangan TV berbayar seringkali ditayangkan macam-macam kasus pembunuhan dengan motif yang berbeda dan dengan cara membunuh yang berbeda pula, tersangka sangat mungkin untuk terinspirasi dari salah satu tayangan TV berbayar ini.
         Dilihat dari teori Sigmund Freud tentang Id, Ego dan Super ego dimana Id yang berisi tentang dorongan naluriah, tidak rasional, tidak logis, tidak sadar, amoral dan bersifat memenuhi kesenangan, Id merupakan kepribadian yang orisinil. Tugas utama Ego adalah mengantarkan dorongan dari Id dengan kenyataan yang ada di luar dunia sekitar. Super ego adalah kode moral individu yang tugas utamanya adalah mempertimbangkan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Super ego mempersentasikan hal-hal yang ideal bukan hal-hal yang riil, serta mendorong kea rah kesempurnaan bukan ke arah kesenangan.
         Jika ketiganya sudah menyatu dalam Super ego dan seseorang yang telah mampu mengembangkan super ego-nya dengan baik, akan memiliki kecenderungan yang didasarkan atas nilai-nilai luhur dan aturan moral tertentu sehingga akan terwujud dalam perilaku yang bermoral.
Dalam kedua kasus ini, pelaku tidak mampu mengembangkan super ego-nya dengan baik sehingga melanggar aturan moral yang ada. Dan tidak  memiliki Self Awareness, bila sesorang aware dengan dirinya dan orang lain, maka mereka akan bisa mengolah emosinya dengan baik.
         Perlu ditinjau lagi bagaimana pola asuh orangtua terhadap pelaku dan korban, karena pola asuh sangat berperan disini. Begitu juga dengan  sikap orangtua di hadapan pelaku pembunuhan ini, apakah mudah emosi,
Sering memukuli anggota keluarga atau kurang mengawasi anaknya.

       3. Penganiayaan terhadap (IS) anak laki-laki berusia 3,5 tahun yang dianiaya oleh mantan kekasih ibunya

  Kronologis kejadian:

          Pakhir Desember 2013 IS dikabarkan hilang saat diajak berjualan es bersama ibunya (Iis) di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Berita hilangnya IS telah dilaporkan ke Markas Polsek Senen dan pihak keluarga sudah berusaha untuk mencari anak laki-laki yang berusia 3,5 tahun ini, tetapi tetap saja tidak ditemukan. Sampai ibunda IS yang bernama Iis stress atas kepergian anak laki-lakinya ini, belum setahun ini Iis ditinggal oleh suaminya. Tentu saja itu membuat pukulan yang sangat berat baginya, hingga 2 minggu terakhir ini Iis sulit dihubungi oleh pihak keluarga dan tidak ditemukan di rumah atau di tempat dimana ia bekerja.
         Awal mula kasus ini terungkap adalah ketika Juliana menemukan IS di Halte Busway di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara. Saat itu IS tengah dipeluk oleh Dadang yang pada awalnya mengaku sebagai ayah IS, merasa kasihan dengan kondisi IS, Juliana membawa IS ke Puskesmas Pademangan, karena keterbatasan alat Puskesmas IS di rujuk ke RSUD Koja. Curiga dengan luka-luka yang dialami oleh IS, pihak Puskesmas melaporkan kejadian ini ke Markas Polres Metro Pademangan.
         Karena menyangkut anak-anak, maka kasus ini langsung diambil alih oleh Polres Metro Jakarta Utara. Saat mengantarkanIS ke RSUD Koja itulah, Dadang dibekuk oleh polsi dan dia akhirnya mengaku kalau dia bukan Ayah dari IS dan telah menculik, menganiaya IS hingga seperti itu.
Motif penganiayaan IS:
Setelah di introgasi lebih dalam, ternyata Dadang adalah mantan kekasih ibunda IS yang merasa kesal karena Iis jatuh hati kepada pria lain. Sehiingga Dadang membawa IS dari satu tempat ke tempat lain, saat IS diculik, Korban diajak untuk mengamen dan karena sering menangis, maka tersangka menganiaya korban dengan menggigit tubuh IS, menendang, menusuk dengan paku yang telah dibakar, menggunting lidah, dan lain-lain.

Analisa:

-Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia : cemburu adalah keirihatian, kesirikan, kecurigaan, kekurangpercayaan
-Kamus sinonim indonesia : cemburu adalah berprasangka, sirik, panas hati
-Kamus Melayu : cemburu adalah iri hati, curiga, berjaga-jaga..
-English Wikipedia : jealousy adalah fikiran negative, rasa takut, dan kecemasan akan kehilangan sesuatu
-Dictionary.com : cemburu adalah ketakutan/ kecurigaan akan adanya ancaman, persaingan, ketidaksetiaan

Dapat disimpulkan bahwa sifat cemburu, jealous atau iri hati ini lebih mengarah ke arah negatif dan kasus 1, 3 diatas menujukan sifat cemburu dan tidak bisa mengolah emosinya dengan baik, sehingga menyebabkan pelaku melakukan hal-hal yang melanggar norma yang berlaku.

Dampak psikologis terhadap IS:
         Dampak psikologis ini muncul sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang, baik itu dampak positif atau negatif yang nampak dalam prilaku individu (Watson dalam Sarwono, 2003). Berikut dampaknya:

-Traumatik, jagankan di gigit, di tendang, ataupun di tusuk dengan paku yang dibakar, mencubit anak saja akan membuat anak jadi trauma.

-Secara tidak langsung, memukul anak akan mengajarkan anak menjadi orang yang suka memukul, anak akan menganggap apa yang orang tuanya lakukan adalah prilaku yang memang boleh dilakukan.

-Bisa membentuk anak menjadi pemarah, mudah memukul orang dan tidak bisa menyelesaikan konflik dengan cara efektif dan lebih manusiawi.

-Membuat anak merasa tidak dihargai




3 kasus diatas tentu saja berhubungan dengan Psikologi, karena menyangkut tentang kejiwaan seseorang, karena dimana ada manusia, disitulah ada psikologi. Dimana ada masalah pasti ada penyebab dari permasalahan itu sendiri dan ada pula dampak dari permasalahan tersebut.



Daftar Referensi: 1. Ali dan Asrori (2004). Psikologi Remaja. Bumi Aksara. Jakarta. ISBN: 979-526-959

2. Piaget, Jean dan Inhelder Barbel (1969). The Psychology of the child. Basic Books, New York

3. Hapsari, Swita.(2014, Maret 17). Petaka Cinta Cabut Nyawa Ade Sara. Nova, 1360, 54-55

Sabtu, 22 Maret 2014

Kelompok 4: JP. Muller & William James

Johanes Peter Muller
Johannes_Peter_Müller
Johanes Peter Muller
(1801 – 1858)
J.P Muller lahir di rusia (14 Juli 1801) dan meninggal di Berlin (28 April 1858).  Ia adalah seorang ahli ilmu faal yang mendapat pendidikan di Universitas Bonn dan menjadi profesor ilmu faal dan anatomi sejak tahun 1833. Muller banyak melakukan penelitian tentang indra-indra dan dapat dikatakan Muller adalah orang yang mula-mula menggunakan metode eksperimen.
Muller terkenal dengan hukum “Energi Spesifik”. Pada setiap indera hanya terjadi satu jenis penglihatan, tidak tergantung  dari jenis rangsangan. Contoh:
  •  Mata: indera penglihatan, peka terhadap cahaya. Rangsangan berupa pukulan, kita akan tetap melihat cahaya (berkunang kunang).
  •  Telinga: indera pendengaran, peka terhadap suara. Rangsangan berupa pukulan juga akan menimbulkan suara (mendungung).
Hukum energi spesifik ini dapat menerangkan berbagai gejala dalam pengindraan . Antara lain gejala panas dingin paradoks (paradoxical cold and heat). yaitu gejala dimana titik-titik tertentu di permukaan kulit hanya dapat menerima kesan panas sekalipun diberi rangsang dingin, dan titik-titik lainnya yang berdekatan hanya dapat menerima kesan dingin sekalipun diberi rangsang panas.

WILLIAM JAMES
4570757410_0f8d465609
James lahir pada 11 Januari 1842 di New York City. James juga disebut “Bapak Psikologi Modern” karena memberi banyak pengaruh. James  juga mempunyai teori akan insting atau kesadaran. James salah satu pendiri dan wakil terbesar dari filsafat pragmatisme.
Pragmatisme, merupakan sebuah gerakan pemikiran yang khas di Amerika. Nama pragmatisme berasal dari kata Yunani (pragma) yang berarti tindakan. Hal ini sesuai dengan pola pemikiran pragmatisme sendiri, yang menitik beratkan pada tindakan manusia. Pada dasarnya pragmatisme lebih menekankan kepada metode dan pendirian daripada suatu filsafat sistematis, yaitu suatu metode penyelidikan eksperimental yang diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu pelopor pragmatisme adalah Charles S. Peirce. Ini dianggap proses di mana sesorang mengatakan bahwa kebenaran hanya kebenaran selama “bekerja” . Itu banyak penentanngan, karena menurutnya kebenaran hanya bersifat sementara.
Functionalism
Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang tumbuh di Amerika Serikat yang dipelopori oleh William James. Yang menjadi minat aliran ini adalah apa yang terjadi dalam  sebuah aktivitas psikologis dan apa yang menjadi tujuan dari aktivitas itu. Aliran ini mempelajari fungsi tingkah laku atau proses mental, jadi bukan hanya mempelajari strukturnya. Metode yang digunakan oleh aliran fungsionalisme dikenal dengan metode observasi tingkah laku yang terdiri dari dua, yaitu metode fisiologi dan metode variasi kondisi. Di samping metode observasi tingkah laku, aliran fungsionalisme masih menggunakan metode introspeksi, namun hanyalah sebagai pelengkap.
James – lange theory emotion
-          Gagasan bahwa anda memiliki reaksi fisiologis terhadap suatu peristiwa, dan itu adalah di mana emosi anda datang.
-          Jadi, tubuh bereaksi, dan anda melihat bagaimana bereaksi untuk mengetahui emosi anda.
(ilustrasi teori James & Lange)
imagethe-jameslange-theory-of



Theory of self
¢  Seseorang memiliki empat diri:
1.  Material. pakaian dan “hal-hal” yang dimiliki.
2.  Sosial. Bagaimana seseorang menampilkan diri di depan umum.
3.  Spiritual. emosi dan pandangan pada hal-hal.
4. Ego murni. satu-satunya “SAYA” diri. james pikir itu seperti jiwa Anda.
Pemikiran James adalah empirisme yang radikal atau empirisis yang pragmatis. Kepribadiannya dan pandangannya tentang manusia memerlukan suatu filsafat yang dapat berlaku adil pada perasaan keagamaan, moral dan kepentingan manusia terdalam. Memerlukan suatu filsafat yang pantas, yang dapat menghadapi kenyataan secara terus terang. Menurut James filsafat harus membantu manusia menyelesaikan masalah yang dihadapinya, memberikan kepada manusia harapan yang optimistis dalam kehidupan yang vital.
Teori dasar kesadaran dan pikiran:
-          Pikiran bersifat personal-pengalaman diatur, keduanya memiliki seseorang.
-          Pikiran dan pengalaman berada di dalam perubahan yang konstan. Tidak ada dua pengalaman yang pernah identik, “sebuah keadaan yang telah berlaku tidak akan pernah kembali dan identik dengan apa yang sebelumnya.
-          Ada keberlanjutan dan juga perubahan di dalam pikiran dan pengalaman.
-          Pikiran bersifat kognitif, dan pikiran berkenaan dengan sesuatu selain dirinya sendiri.
-          Kesadaran bersifat selektif, kesadaran berkonsentrasi pada beberapa hal dan mengingkari beberapa hal yang lain.
James tidak mengingkari bahwa mengalami obyek yang sama sekali, tapi pengalaman kita tentang sebuah obyek memiliki sifat yang berbeda pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.
“Penemuan terbesar di generasi ini ialah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikap berpikirnya. Cara berpikir terbentuk dari pengetahuan yang dipelajari dan pengalaman yang dialami.” – William James
Referensi:
Sarwono, S. (2002). Mengenal Aliran-aliran Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
(2012).The Psychology Book. Published in the United States: DK Publishing.


(2011). resume dan resensi. Retrieved 03 17, 2013, from psikologi2011satua: http://psikologi2011satua.wordpress.com

Kamis, 20 Maret 2014

Mengenal Aliran Strukturalisme dan Fungsionalisme Psikologi

         
Aliran Strukturalisme
            Aliran strukturalisme merupakan studi analisis tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui metode introspeksi. Dalam hal ini psikologi dimaksudkan untuk mempelajari isi (konten) pikiran, sehingga system ini juga disebut dengan psikologi konten. Aliran strukturalisme ini berasal dari pemikiran Wilhem Wundt yang kemudian di Amerika dikembangkan oleh muridnya yang bernama Edward Bradford Tichnerner.
            Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Edward memiliki 3 tujuan yaitu:
1. Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar.
2. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut.
3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan system saraf.
            Strukturalisme pertamakali diperkenalkan oleh Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di laboratorium. Menurt aliran Strukturalisme, pengalaman mental yang kompleks sebenarnya adalah struktur yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana. Orientasi aliran ini adalah menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan hokum-hukum pembentukannya.

Aliran Fungsionalisme
            Aliran ini mempelajari fungsi dan proses mental, bukan hanya mempelajari strukturnya saja. Untuk mempelajari fungsi dan tingkah laku ini, kaum fungsionalis mengembangkan metode eksperimen selain dari metode introspeksi yang seringkali digunakan merkipun mendapat banyak kritik. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama metode observasi tingkah laku yang terdiri dar dua bagian yaitu metode fisiologi dan metode variasi kondisi.
            Pelopor aliran Fungsionalisme ini bernama William James, yang sering disebut sebagai “Bapak Psikologi Amerika” dan aliran ini lahir di Amerika Serikat. Selain William James ada juga tokoh fungsionalisme yang lain yaitu James Rownland, Angel dan John Dewey. Menurut pandangan mereka pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah sebuah adaptasi organisme biologis. Aliran ini lebih menekankan pada fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitannya dengan peran yang dimainkannya dalam kehidupan. Hal itu bertujuan untuk mempelajari bagaimana pikiran bekerja, sehingga organisme dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
           

Tokoh Strukturalisme

Wilhem Wundt (1832-1920)

Lahir di NeckarauMannheim Jerman pada tanggal 16 Agustus tahun 1832 dan meninggal di usiana yang ke-88 tahun di Leipzig Jerman pada tanggal 31 Agustus 1920.
            Pria yang berkebangsaan Jerman ini dianggap sebagai titik tolak berdirinya ilmu psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya, hal itu disebabkan karena Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig pada tahun 1879. Memang pada tahun-tahun sebelum Wundt mendirikan Laboratoriumnya sudah dikenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikolog. Biasanya sarjana yang mempelajari psikologi adalah filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Meskipun Wundt adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya Laboratorium miliknya, itu yang membuat dia tidak disebut lagi sebagai dokter atau ahli imu faal, karena dia mengadakan eksperimen psikologi di laboratorium miliknya itu.
            Wundt pernah bersekolah di Universitas Heidelberg , Tubingen dan berlin, gelar-gelar sarjana yang dia dapatkan adalah dalam bidang hukum dan kedokteran. Awalnya dia dikenal sosiolog, filsuf dan ahli hokum, tetapi semuanya berubah saat dia mendirikan Laboratorium psikologinya itu.

Buah Pemikiran

Psikologi strukturalisme Menurut Wundt  memiliki 3 tujuan yaitu:

1. Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar.
2. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut.
3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan system saraf.

           
Tiga Hukum Mental (mental chemistry) dari Wundt, yaitu:

1. Hukum resultan psikis (the law of phychis resultans) yang sering disebut juga sebagai sintesa kreatif (the principle of creative synthesis). Yang berbunyi bahwa setiap gejala psikis yang kompleks selalu mempunyai sifat-sifat baru yang berbeda dari elemen-elemen lainnya.

2. HUkum hubungan psikis (the law of psychis relations), yaitu bahwa sebuah elemen kesadaran atau konten psikis akan mempunyai arti hanya dalam hubungan dengan elemen-elemen atau konten-konten psikis (psychis contents) lainnya.

3. Hukum kontras psikis (the law of psychis contrast), yaitu bahwa elemen-elemen saling memperkuat satu sama lain.

2 Jenis Asosiasi  menurut wundt

1. Asosiasi persepsi langsung (Immediate perceptual association), yang terdiri dari:
a. Fusi (fusion), percampuran antara dua elemen kesadaran, sehingga dua-duanya melebur jadi satu, tidak lagi independen, atau salah satu sangat dominan sehingga sifat elemen yang lain hilang sama sekali, masuk kedalam elemen yang dominan itu.

b. Asimilasi, yaitu dua elemen masih saling independen, sama kuat, dan dihubungkan satu sama lain karena ada persamaan-persamaan (similarity), atau karena adanya kontras yang mencolok.

c. Komplikasi (complication), yaitu asimilasi antar indra-indra yang berbeda, misalnya asimilasi antara sesuatu yang didapat dari indra penglihatan dengan hal lain yang diperoleh dari indra pendengaran.

2. Asosiasi memori (memorial association), yaitu asosiasi yang tidak segera, melainkan terjadi dalam ingatan, antara elemen-elemen yang terlebih dahulu disimpan dalam ingatan. Jenisa asosiasi ini kemudian dikembangkan penyelidikannya oleh seorang yang bernama Ebbinghaus.

2  Jenis Apresiasi sebagai fenomena menurut Wundt:

a. Lapangan kesadaran (field of consciousness atau blickfield), yaitu segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra kita, yang disebut dngan persepsi menurut Wundt.
b. Pusat kesadaran (focus of consciousness atau blickpunkd), yaitu sebagian dari persepsi yang secara aktif kita perhatikan benar-benar, disebut oleh Wundt dengan nama apersepsi. Hal-hal yang termasuk dalam pusat kesadaran ini disebut juga dengan perhatian atau attention.


2  Fungsi apersepsi sebagai kognisi menurut Wundt:

a. analisa, yaitu menguraikan data-data yag tertangkap oleh pancaindra dan memberikan peniaian (judgement).
b. sintesa, yaitu mempersatukan data-data yang saling berhubungan dan menyusunya menjadi konsep.  Quotes dari Wilhelm Wundt:













                                                     Edward Bradford Titchener (1867-1927)

Lahir di Chichester, Inggris pada tanggal 11 Januari 1867 dan meninggal di New York pada tanggal 3 Agustus 1927. Dia pernah belajar filsafat di Oxford selama 5 tahun lalu pergi ke Leipzig untuk belajar pada Wundt. Jasanya sangat besar dan dihargai oleh psikologi di Amerika Serikat karena telah menerjemahkan karya-karya Wundt ke dalam bahasa Inggris agar bisa dibaca oleh orang lain yang tidak mengerti bahasa Jerman.
            Titchener tidak selamanya setuju dengan ajaran Wundt, hal ini ditegaskan dalam bukunya yang berjudul Experimental Psychology, dimana Titchener menegaskan definisi eksperimen menurut Wundt yang menentang eksperimen-eksperimen dengan hewan, orang-orang abnormal dan anaka-anak, padahal eksperimen-eksperimen seperti ini yang justru akan dilakukan oleh para penganut Fungsionalisme.
            Menurut Tichener hanya ada satu pasang kutub emosi taitu “lust-unlust”. Dan dua pasang kutub yang lain dikembalikan kepada lust-unlust. Dan perbedaan lainnya adalah dalam hal perhatian (attention).



Perbedaan aliran strukturalisme dan fungsionalisme dari dialog Titchner dengan penganut-penganut fungsionalisme di Amerika Serikat, yaitu


STRUKTURALISME
FUNGSIONALISME
Cara pendekatan
Struktural, Pengalaman kesadaran dianalisa untuk diketahui strukturnya.
Mempelajari fungsi tingkah laku dalam hubungan dengan lingkungan fisik maupun sosial
Pertanyaan dasar
Apakah jiwa itu ?
Untuk apakah tingkah dasar laku itu ?
Titik berat
Isi kesadaran
Aksi atau perbuatan
Perumusan tentang jiwa
Jiwa adalah jumlah dari pengalaman-pengalaman kesadaran.
Jiwa adalah penjaga kelangsungan hidup seseorang yang memungkinkan orang itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.





Hermann Ebbinghaus (1850-1909)

Lahir di Barmen pada tanggal 24 Januari 1850 dan meninggal di Halle, pada tanggal 26 Februari 1909. Dia adalah salah satu pelapor dan pendiri Psikologi Eksperimen, dan orang pertama yang melakukan penelitian eksperimental mengenai proses belajar dan ingatan (memory). Beliau adalah Profesor dari Bresalai dan Halle.
           

Eksperimen Kurve Retensi dari Ebbinghaus    


                                                                                                               

Sangat jelas terlihat dari kurve tersebut bahwa apa yang sudah dipelajari akan dilupakan mula-mula banyak sekali yang dilupakan, sehingga kurve tanpak menurun, tetapi makin lama penurunan itu makin berkurang, sehingga pada suatu waktu tertentu tercapai sejumlah kata-kata yang diingat ters untuk wakyi yang lama. Dengan kata lain, pada suatu titik tertentu tercapai jumlah yang konstan dari kata-kata yang diingat.
            Lalu Ebbinghaus mengemukakan hukumnya tentang rasio antara hal-hal yang dipelajari dengan waktu yang digunakan untuk mempelajari hal-hal itu sebagaiberikut : Makin banyak hal yang harus dipelajari, makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya secara sebanding. Hukum ini disebut sebagai Hukum Ebbinghaus. Dapat disimpulkan bahwa Ebbinghaus berpendirian bahwa proses mengingat dan proses lupa terjadi secara otomatis  atau dengan sendirinya dan mekanistis.




Georg Elias Müller (1850-1934)

Lahir di Grimma Jerman pada tanggal 20 Juli1850 dan meninggal pada tanggal 23 Desember 1934 di Gottingen Jerman. Dia adalah salah satu sarjana lulusan Leipzig dan Gottingen University dalam bidang filsafat dan sejarah. Pada tahun 1873 ia mencapai gelar doctor dengan tesis yang berjudul “Sensory Attention”. Dan itulah yang mengangkat dia sebagai tokoh psokologi, bahkan sering dianggap sebagai salah satu pelopor Psikologi Eksperimen sebagaimana halnya dengan Wundt.  
            Müller pernah menjadi dosen di Gottingen dan guru dari Külpe yang memberikan sumbangannya kepada psikologi khususnya dalam psikofisik, ingatan dan persepsi visual.
            Dalam bukunya yang berjudul On the Fundamental of Psychophyics (1878) dan Standpoints and Facts of psychophysical Methodology (1903) ia menentang hokum Qeber-Fechner dan mengemukakan pendapatnya sendiri tentang hokum psikopisik dari hubungan antara persepsi dan rangsangan saraf (neural stimulation). Dia mengatakan bahwa persepsi menimbulkan jeja-jejak tertentu pada otak, seperti lensa kamera yang menimbulkan jejak-jejak gambar tertentu pada film dalam kamera. Prinsip ini kemudian akan menjadi dasar dari prinsip isomotfi dari psikologi Gesalt.
            G.E Müller melanjutkan karya-karya Ebbinghaus tenang ingatan dan mengemukakan “Ther Right Associative Procedure” yang menyaakan bahwa proses mengingat dan lupa tidak semata-mata mekanistis dan otomatis, tetapi ada unsur aktivitas individu yang bersangkutan. Proses mengingat ada unsur aktifnya, karena mengandung asosiasi. Hal-hal yang dapat diasosiasikan akan lebih mudah diingat. Proses lupa bersifat aktif juga, karena adanya unsur hambatan (retroactive inhibition), yaitu rangsang-rangsang yang dating kemudian menghambat ingatan terhadap hal-hal yang sudah terlebih dahulu ada. Perbedaan lain dengan Ebbinghaus adalah bahwa Müller menggunakan pula hasil introspeksi sebagai bahan studinya selain menggunakan data-data obyektif.

Oswald Külpe(1862-1915)
Lahir di Candau pada tanggal 3 agustus 1862 dan meninggal pada tanggal 30 zdesember 1915, di Munch, pada awalnya dia adalah sorang sejarawan  kemudian, dia belajar Psikologi pada Wundt di Leipzig, lalu belajar pada G.E Müller di Gottingen. Pada tahun 1887 mendapatkan gelar doctor dan telah menjadi asisten dosen Wundt selama delapan tahun. Lalu dia menjadi professor di Wurzburg dan mendirikan laboratorium yang kemudian menjadi pusat kegiatan aliran “Psikologi Wurzburg”.
            Buah pemikiran Külpe yang terbesar adalah meletakkan dasar stuudi tentang proses berpikir. Ia mengemukakan suatu kertas kerja yang berjudul On the Modern Psychology of Thought, dia mengemukakan bahwa proses berpikir yang tinggi tidak terkait pada pengindraan dan dapat pula diselidiki secara eksperimental. Berbeda dengan Wundt yang berpendapat bahwa setiap proses berpikir hanya dapat diselidiki melalui pengindraan atau bayangan (image dari pengindraan itu.
            Külpe telah mengadakan eksperimen-eksperimen dengan menggunakan metode intropeksi eksperimental yang sistematis, dimana orang  yang sedang melakukan percobaan diminta untuk menceritakan kembali penghayatannya selama melakukan tugas-tugas yang rumit. Dengan metode itulah dia berhasil membuktikan bawa proses berpikir adalah bebas dari pengindraan (sensation free atau imageless).




Karl Buhler (1879-1963)



Lahir di Meckesheim, Baden, Jerman pada tahun 1879 dan meninggal di Los Angeles, California pada tanggal 23 October 1963 di usianya yang ke 84 tahun, dia pernah bersekolah di Freiburg University, Vienna University dan Southern California University.
Dia menentang elementisme dan sensualisme, pendekatannya terhadap masalah kejiwaan adalah dengan pendekatan holistic. Dimana proses kejiwaan harus didekati, dilihat dan dianggap sebagau suatu keseluruhan atau totalitas (ganzheit). Dari Buhlerlah kemudian munculnya aliran Ganzheit.

Buah pemikiran :
(spoken language) atau usaha untuk meneliti bahasa dari sudut pandang psikologi.



Tokoh Fungsionalisme

William James (1842-1910)
Lahir pada tanggal 1 Novemer 1842 di New York City, dan meninggal pada tangal 16 Agustus di Mount Chocura, New Hampshire, Amerika Serikat.  Pada tahun 1861 dia masuk Universitas Harvard. Awalnya James mempelajari ilmu kimia, kemudian anatomi perbanfingan, biologi dan ilmu faal, lalu masuk ke fakultas ilmu kedokteran di Harvard.
James mendirikan Laboratorium pertama di dunia pada tahun 1875, Bukunya yang berjudul Principles of Psychology (1890)

 merupakan dasar bagi psikologi modern.

James adalah pelopor psikologi Amerika dan sering disejajarkan dengan Wundt di Jerman. 
Salah satu teori William James adalah hubungan antara perubahan fisiologis dengan keadaan emosional. Teori tersebut pada awalnya dikemukakan oleh filsuf Denmark, Carl Large. Carl Large mengemukakan bahwa emosi itu identic dengan perubahan-perubahan dalam system peredaran darah.                       
Temuan ini kemudian dikembangkan oleh James yang kemudian mengemukakan teori bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan dari luar. Contohnya bila seseorang sedang menonton sinetron yang mengharukan, ia merasakan emosi sedih dan haru lalu keluar air mata.
                                                      James juga mengembangkan teori tentang kesadaran dan konsep diri (self). Ia melihat kesadaran sebagai adaptasi manusia dalam usahanya mempertahannkakn jenis dan dirinya (teori evolusi). Kesadaran bukan sesuatu yang statis, melainkan merupakan suatu proses yang terus mengalir. Oleh karena itu sifatnya yang berubah setiap saat berarti tidak ada keadaan tentu. Pengetahuan tentang kesadaran tidak dapat diterangkan tanpa mempelajari keadaan-keadaan tentu dari kesadaran itu sendiri. Mengenai konsep diri, William James membedakan dua aspek diri yang berbeda tetapi tidak terpisahkan, yaitu aku (I) adalah diri sebagai yang mengetahui suatu dan Aku social (social atau me) adalah diri sebagai suatu yang diketahui secara material, social maupun spiritual.





John Dewey (1859-1952)
Lahir pada tanggal 20 oktober 1859 di Burlington, Vermont dan meninggal di New York pada usianya yang ke-92 tahun tanggal 1 Juni 1952. John Dewey telah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Vermont dan Universitas Johns Hopikins lalu dia menjadi guru besar di Chicago. Pada tahun 1886 ia menulis buku psikologi tentang psikologi untuk memperkenalkan bagaimana cara orang Amerika mempelajari Psikologi, yaitu dengan mengutamakan pradigmatisme.
Bagi pada sarjana psikologi Amerika yang lebih penting adalah menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan apa kegunaan dari jiwa (perilaku) sehingga berdirilah aliran fungsionalisme.
Ia menganjurkan metode “learning by doing” dalam teorinya ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, orang tidak perlu terlalu banyak mempelajarinya melainkan dengan cara langsung mengerjakan tugas (pekerjaan). Dengan cara demikian orang akan dengan sendirinya menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia akan menguasai kemampuan yang diharapkan.
                Sikap pradigmatisme dari Dewey ini didasari antara lain oleh pemikiran filsafatnya bahwa “manusia selalu berpikir tentang perubahan.” Dewey berpendapat bahhwa segala pemikiran dan segala perbuaan selalu bertujuan atau memiliki tujuan. Maka ia menentang elementisme. Dalam bukunya yang berjudul The Reflexes are Concept (1896), ia menjelaskan bahwa perilaku tidak dapat dipisahkan dari rangsangan dan tidak diuraikan dalam elemen-elemen perilaku yang lebih kecil. Perilaku (respons) dan rangsang (stimulus) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebab stimulus itu ada bila ada respons, demikian pula respons tidak akan terjadi bila tidak ada stimulus. Oleh karena itu, kita harus memandang respons dan stimulus sebagai suatu totalitas. Pandangan ini kelak menumbuhkan teori psikologi gestalt.



James Rowland Angell (1869-1949)

     

Lahir di Burlington, Vermont pada tanggal 8 Mei 1921 dan meninggal pada tanggal 4 Maret 1949 pada usianya yang ke 79 tahun. Angell adalah lulusan dari Universitas Michigan. Sejak tahun 1906 Angell menjadi Presiden dari American Psichological Assosiation (APA). Dia adalah pemimpin yang berhasil mempersatukan sarjana-sarjana di Chicago dan cukup disegani karena kewibawaannya.
Angell dikenal dengan paper-nya yang berjudul “The Province of Functional Psychology” dan mengemukakan tiga macam pandangan terhadao fungsionalisme:

1. Fungsionalisme adalah psikologi tenang aktivitas bekerjanya jiwa (mental), sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen-elemen mental.

2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari kesadaran, dimana jiwa (mind) merupakan perantara antara lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan organisme. Teori ini disebut juga dengan teori emergensi dari kesadaran. Untuk keadaan yang tidak bersifat emergensi (darurat) yang berfungsi bukan emergensi tetapi kebiasaan (habit).

3. Fungsionalisme adalahpsikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari pula hal-ha di luar kesadaran, misalnya kebiasaan (habit) dan setengah sadar.




James McKeen Cattell (1860-1944)


Lahir pada tanggal 25 Mei 1860 di Pennsylvania dan meninggal pada tanggal 20 Januari 1944 di New Jersey, Amerika Serikat. Ia pernah menjadi mahasiswa di Eropa dan pernah belajar di Universitas-universitas Gottingen, Leipzig, Paris dan Janewa. Ia pernah menjadi murid Wundt dan Lotze. Ciri khas aliran ini adalah kebebasan dalam mempelajari perilaku yang dicerminkan dalam dua pandangan tentang fungsionalisme, yaitu:
1. Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualism, karena manusia sebagai keseluruhan, merupakan kesatuan.

2. Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari perilaku karena yang pentig adalah fungsi prilaku, jadi yang harus dipelajari adalah hubungan (kolerasi) antara satu perilaku dengan perilaku lainnya, atau suatu perilaku dengan satu hal yang terjadi di lingkungan.

Karena sifatnya yang praktis dan pragmatis, maka aliran fungsionalisme merangsang tumbuhnya cabang-cabang psikologi, seperti psikologi abnormal, psikologi klinis, psikologi industry, psikologi pendidikan, dan sebagainya. Cattel tidak selalu setuju dengan teori Wundt, khususnya mengenai individu. Cattel melakukan percobaan-percobaan untuk menemukan kapasitas individu. Dan hasilnya adalah, iya berhasil menciptakan alat ukur kapasitas dan kemampuan individual yang kemudian disebut sebagai psikotest.

Quotes : “I felt myself making brilliant discoveries in science and philosophy. My only fear being that I could not remember them until morning” James McKeen Cattell (D. Schultz, S. Schultz p.219).






Edward Lee Thorndike (1874-1949)


Thorndike lahr di Williamsburg pada tanggal 31 Agustus 1874 dan meninggal di Montrose, New York pada tanggal 10 Agustus 1949, Ia menyelesaikan pendidikannya di Harvard dan termasuk salah satu tokoh aliran fungsionalisme kelompok Columbia. Setelah itu da bekerja di Teacher’s College od Columbia dibawah pimpinan JM Cattel. Thorndike berminat untuk mempelajari proses pelajar, pendidikan dan intelegensi. Pada tahun 1898, ia menerbitkan hasil penelitiannya tentang prilaku beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing dan burung yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar yang dianutnya, yaitu bahwa belajar itu adalah asosiasi.
            Buah pemikiran Edward Lee Thorndike:
Suatu stimulus (S) akan menimbulkan respons (R) tertentu, yang seringkali disebut dengan teori S-R. dalam teori ini dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) itu belajar dengan cara coba-coba (trial and error) atau organisme akan mengeluarkan berbagai prilaku dari kumpulan prilaku yang ada padanya untuk memecahkan masalah yang baru dihadapi. Salah stau atau beberapa prilaku tersebut secara kebetulan dapat memberikan solusi yang sesuai dan berdasarkan pengamatan tersebut maka dalam menghadapi situasi masalah adalah yang serupa.
            Dalam proses belajar yang mengikuti prinsip coba-coba ini, ada beberapa hukum yang dikemukakan oleh Edward Lee Thorndike:
a. Hukum Efek (the law of effect): intensitas hubungan antara S dan R akan meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang menyenangkan, dan sebaliknya.
b. Hukum Latihan terdiri dari dua hukum, yaitu the law of exercise dan the law of use disuse: hubungan antara S-R melemah bila tidak dilatih atau dilakukan  berulang-ulang karena kegunaan (peranan) R terhadap suatu S tertentu dalam hal yang terakhir ini makin lama makin kecil pada organisme yang bersangkutan (karena system respons tidak sering dilakukan).


Robert Serrions Woodworth (1869-1962)

Lahir di Balchertown, Massachusetts pada taggal 17 Oktober tahun1869 dan meninggal pada 4 Juli 1962 di New York. Woodworth mendapat gelar M.A. dari Universitas Harvard di tahun 1897, dan kemudian mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1912.
            Meskipun Woodworth penganut fungsionalisme, ia merasa tidak cukup dengan mempelajari S-R saja, ia mempelajari dinamika hubungan S-R. bagaimana terjadinya hubungan itu, bagaimana perkembangan hubungannya dalam situasi yang berubah-ubah. Menurut Woodworth hal itu harus dipelajari bila ingin mengenali perilaku manusia dengan baik. Dalam karyanya yang berjudul Dynamic Psychology (1918) membawa Woodworth juga patut digolongkan kedalam penganut psikodinamik. Woodworth memiliki pendirian bahwa metode instropesksi tidak mesti harus di buang begitu saja dalam penelitian psikologi. Bahkan untuk mempelajari motivasi, yaitu suatu hal yang mendasari tingkah laku, seorang oeneliti harus menggunaka metode intopeksi ini. Minatnya akan motivasi membuat Woodworth dikenal sebagai tokoh yang merintis ilmu tentang motif.





Daftar Referensi : - Sarwono, Sarlito W(2002). Berkenalan Dengan Aliran Dan Tokoh-tokoh Psikologi. Bulan bintang. Jakarta. ISBN:9794182524 3 

- Sumanto (2013). Psikologi Umum. Buku Seru. Jakarta. ISBN:602-9324-43-8