Tidak dapat di pungkiri bahwa Sejarah psikologi di Indonesia tidak kalah rumitnya dengan psikologi di Barat. meskipun psikologi di Indonesia dipengaruhi oleh psikologi di Barat tetapi tidak semua bisa diterapkan di semua etnik di Indonesia contohnya mengenai standar IQ oleh Wechsler Bellevue yang berlaku di negara Barat tidak berlaku di semua etnik di Indonesia. Lebih lanjut lagi, standar yang berlaku bagi golongan etnik atau kelas lainnya. Dengan demikian, diperlukan penelitian psikologi mengenai basic nature di Indonesia. dan masalah yang tidak kalah pentingnya di Indonesia mengenai psikologi yang belum bisa di terima sebagai sesuatu yang liberal, yang dapat menjadi sesuatu dari berbagai sudut pandang seperti halnya di negara Barat. Masyarakat di Indonesia cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu ilmu yang dapat memberikan jawaban dan penyesuaian yang pasti bagi berbagai macam permasalahan seperti, misalnya, ilmu kedokteran.
Awal mula Psikologi di indonesia diperkenalkan pada tahun 1952 oleh Prof. Dr. Slamet Iman Santoso (1907-2004). beliau adalah psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.dalam pidato pengukuhannya sebagai profesor, beliau mengatakan bahwa psikiatri membutuhkan ilmu psikologi untuk menjelaskan potensi-potensi manusia guna menyeleksi orang yang tepat pada tempat (pekerjaan) yang tepat (the right man in the right place). Setelah Prof. Dr. Slamet Iman Santoso berpidato berpidato, diselenggarakanlah kursus platinan di Indonesia terhadap pada asisen psikolog dan beberapa tahun kemudian kursus tersebut menjadi Jurusan Psikologi di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia dan Prof. Dr. Slamet Iman Santoso ditunjuk sebagai ketua jurusan tersebut. psikolog pertama yang lulus adalah Fuad Hassan (1929-2007) pada tahun 1958. di tahun 1960 Departemen psikologi berdiri sendiri menjadi Fakultas Psikologi dan Prof. Dr. Slamet Iman Santoso adalah dekan pertama kemudian setelahnya di gantikan oleh Fuad Hassan di tahun tujuh-puluhan.
Selain itu, pada awal tahun 1950an beberapa perwira (mantan anggota Brigade 17) dikirim ke negeri Belanda sebagai mahasiswa Angkatan Perang (mendapat beasiswa dari kementerian Pertahanan dan Keamanan). Sebagian besar dari mereka belajar di bidang psikologi. Pada saat hubungan Indonesia dengan Belanda memburuk (tahun 1955), pemerintah Indonesia mengalihkan tugas belajar mereka ke Jerman. Pada tahun 1959, setelah menyelesaikan studi di bidang psikologi, mereka kembali ke Indonesia. Mereka itu adalah:
Tahun 1959: Kapt. John S. Nimpoeno, Dipl. Psych. Kapt. Soemitro, Kartosoedjono, Dipl. Psych. Lettu. Sardjono, Dipl. Psych.
Tahun 1960: Kapt. Bob Dengah, Dipl. Psych.
Tahun 1961: Kapt. Soemarto, Dipl. Psych.
Tahun 1963: Soenardi Darmo Sarojo, Dipl. Psych.
Soewarjo, Dipl. Psych.
Mereka ditempatan di Pusat Psikologi untuk Angkatan Darat dan Angkatan Udara di Bandung. sedangkan yang lainnya di tempatkan di Jakarta dan menjadi straff di Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia. para Psikolog yang di tempatkan di Bandung kemudian mendirikan Fakultas Psikologi di Universitas Padjajaran pada tahun 1961. lalu setelah itu ada Universitas Gajah Mada yang mendirikan Fakultas Psikologi di tahun 1964, dan yang keempat ada Universitas Airlangga di Surabaya yang memilik staff dari Universitas Gajah Mada pada awalnya.
Daftar Referensi : Hendrianti(2012). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik 2012/2013 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. From http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/FPsikologi.pdf
bagus tulisannya, teh..:D
BalasHapusbagus ka dhifa :-)
BalasHapuserr... tugas kuliah?? ninggalin jejak aja deh (katanya boleh komen apapun kan?)
BalasHapus