GAMBARAN KEKERASAN GURU TERHADAP MURIDNYA
Bicara
tentang guru berikut dengan jasanya memang sangat banyak sekali bagi kita,
karena tanpa adanya mereka yang mendidik
kita dari yang tadinya tidak bisa membaca jadi bisa membaca, tidak bisa
perkalian atau pembagian menjadi sangat terampil dan itu hanya sebagian contoh
yang kecil dari jasa guru terhadap muridnya. Masih ingatkah tentang lagu
Terpujilah ibu bapak guru karangan Sartono ? lagu itu menunjukan seberapa besar
pengorbanan dan jasa mereka terhadap muridnya sehingga disebut Pahlawan tanpa
tanda jasa. Secara intelektual dan kepribadianpun guru harus memberikan contoh
dan bentuk prilaku yang berkualitas guna memberikan gambaran atau contoh
terhadap anak didiknya yang akan meneruskan perjuangannya kelak..
Dewasa ini
sering kali terdengar isu tentang kualitas guru yang semakin lama semakin
menurun dan menuurut Mentri Pendidikan, Bambang Subdiyo bahwa dari seluruh guru
yang ada di Indonesia hanya sekitar 23% yang dinilai layak secara kualitas (http://waspada.co.id/serba_serbi/pendidikan.com,
2005).
Sungguh sangat disayangkan dan sangat ironis mendengar
pernyataan tersebut, guru berkualitas disini dapat diartikan sebagai guru yang
cara mengajarnya dapat dimengerti, memiliki wawasan keilmuan yang baik, menjadi
contoh yang baik bagi pendidikan moral muridnya dan tentunya mempunyai semangat
totalitas bagi pendidikan (Muchtaridi 2004).
Banyaknya
fakta-fakta mengenai kasus kekerasan yang dilakukan guru terhadap muridnya
menunjukan bahwa tidak mudah untuk menemukan sosok guru yang ideal dan
berkualitas bagi muridnya. Kekerasan yang dimaksud adalah hal yang berkaitan
dengan aktivitas mendidik, yang menurut Charters (dalam Anshori, 2008) dan Salim
(1991&1987) diartikan sebagai tindakan keras ( fisik ataupun non fisik)
yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya dengan alasan pendisiplinan atau
dengan tujuan mendidik yang menimbulkan luka fisik maupun psikis.
Kekerasan dapat dibagi menjadi 2 macam (Anshori, dalam www.kpai.or.id 2006) yaitu: kekerasan fisik
dan non fisik
Contoh kekerasa fisik: penghukuman, penganiayaan, pemukulan,
pemerkosaan (Sudaryono, 2008), dll
kekerasan non fisik
dibagi menjadi 2, yaitu verbal dan psikis (Sejiwa, 2008).
Contoh kekerasan non fisik verbal adalah : memaki,
membentak, menghina, dll.
Contoh kekerasan non fisik psikis adalah: memandang sinis,
memandang merendahkan, mengucilkan, mengabaikan, mempermalukan, dll. Dan dari
pengalaman saya seringkali guru memang melakukan kekerasan non fisik yang
sangat berpengaruh terhadap kondisi anak
Berikut ini
ada contoh kasus kekerasan yang dilakukan guru terhadap muridnya, yaitu :
1. Karen
tidak mengerjakan PR, 8 (delapan) siswa kelas IV SD di hukum di depan kelas
dalam keadaan setengah bugil, mereka bejalan dengan terseok-seok karena celana
dan rok seragam mereka meloroto sampai batas mata kaki. Hukuman tersebut
merupakan perintah langsung dari guru mereka sendiri. (Sumber: INSIST PRESS hl.
104, 2004).
Menurut
Drs. Zulkifli L dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan bahwa ada
yang namanya Perkembangan Perasaan
dimana anak-anak memiliki perasaa yang lebih kuat pengaruhnya
dibandingkan dengan perasaan orang dewasa. Tetapi pengaruh perasaan itu lebih
rendah jika dibandingkan dengan pengaruh perasaan anak kecil. Anak sekolah
lekas merasa puas dan lega dan tampaknya mereka selalu bergembira, jarang
bahkan tidak pernah menyesali perbuatannya. Dan alasan guru untuk memberikan
hukuman kepada muridnya khususnya pada murid SD adalah karena sikap anak yang
pada umumnya tidak pernah menyesali perbuatannya.
Disisi lain
memang hukuman itu diberikan agar si anak menjadi jera dan mematuhi peraturan
yang telah di buat tetapi guru juga harus memperhatikan akibat dari perbuatan
yang dilakukan apakah akan membuat anak menjadi down atau tidak dan apa saja yang akan terjadi apabila guru
tersebut memberikan hukuman seperti itu. Fakta lain juga menunjukan bukti bahwa
kasus kekerasan kian meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan laporan yang masuk
ke Komnas Perlindungan Anak (KPA) bahwa pada tahun 2006 terjadi 192 kekerasan
terhadap anak sekolah yang dilaporkan dan pada tahun berikutnya terjadi
peningkatan yaitu menjadi 226 (dalam http://www.ypha.or.id/information,2007).
Guru
memanglah bukan Tuhan yang selalu benar tetapi hanyalah manusia yang kebetulan mendapat ilmu dan pengalaman hidup
lebih dulu dari muridnya, dan setiap anak juga memiliki berbagai karakteristik
dan IQ yang berbeda-beda. Ketika anak melanggar peraturan memang sebaiknya
diberi sanksi atau hukuman tetapi harus dalam batasan yang wajar.
Daftar Referensi : Zulkifli (2009). Psikologi Perkembangan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusini balik lagi ke diri kita sndiri, itu guru yg melakukan kekerasan mungkin sedang di landa pikiran yg kurang sehat, tapi jika sering melakukan itu ga tau diri tuh guru, pasti pihak sekolah lain nya memecat guru itu..
BalasHapuskedua balik ke siswa nya, harus rajin rajin aja mengerjakan soal / pr dri guru :)
mungkin karena kesejahteraan guru di Indonesia msih memprihatinkan, dan sistem pendidikan dan perekrutan guru2 baru kurang maksimal.. sehingga orang yang kurang berkompeten bisa jadi gudu dan akhirnya terjadi hal2 yang kurang diinginkan...
BalasHapuskenyataan nya memang batas kekerasan dan teguran itu susah dibedakan.
BalasHapussering dikatakan "kalau ga dikerasin nanti makin susah di atur"
tapi kalau dikerasin,malah justru condong ke tindak yang sangat kurang baik seperti pemukulan dll.
Secara status sendiri,guru adalah sosok yang seharus nya menjadi panutan,terkadang memang murid nya sendiri yang agak kurang bersikap sopan pada guru.Jadi kembali lagi pada anggapan "kalau ga dikerasin nanti makin susah di atur"
kalau menurut aku sendiri,kalaupun harus memberi hukuman jangan yang terlalu berlebihan,mungkin bisa memberi hukuman yang bermanfaat tanpa menyinggung segi psikologis dan fisik sendiri
hai kak ^^
BalasHapushello nadhifa
BalasHapusApa ya.... hha
BalasHapusUntuk masalah kekerasan yang dilakukan oleh guru secara fisik dan non fisik yang berlebihan terjadi karena sistem seleksi untuk menjadi guru yang tidak terlalu ketat.
Jadi banyak guru yg tidak layak. Seperti data yang disampaikan oleh Pak Bambang Subdiyo itu. Guru yang memiliki kualitas menjadi sedikit karena sistem seleksinya.
Btw... menurut Anda, batasan hukuman yang wajar dilakukan oleh guru kepada muridnya itu seperti apa ya? Baik itu untuk hukuman fisik maupun non fisik.
koment bantu tugas kampus :D
BalasHapus