Aliran Strukturalisme
Aliran
strukturalisme merupakan studi analisis tentang generalisasi pikiran manusia
dewasa melalui metode introspeksi. Dalam hal ini psikologi dimaksudkan untuk
mempelajari isi (konten) pikiran, sehingga system ini juga disebut dengan
psikologi konten. Aliran strukturalisme ini berasal dari pemikiran Wilhem Wundt
yang kemudian di Amerika dikembangkan oleh muridnya yang bernama Edward
Bradford Tichnerner.
Psikologi
strukturalisme dari Wundt dan Edward memiliki 3 tujuan yaitu:
1. Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai
elemen-elemen dasar.
2. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen
dasar tersebut.
3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan system
saraf.
Strukturalisme
pertamakali diperkenalkan oleh Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di
laboratorium. Menurt aliran Strukturalisme, pengalaman mental yang kompleks
sebenarnya adalah struktur yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana.
Orientasi aliran ini adalah menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan
hokum-hukum pembentukannya.
Aliran Fungsionalisme
Aliran ini
mempelajari fungsi dan proses mental, bukan hanya mempelajari strukturnya saja.
Untuk mempelajari fungsi dan tingkah laku ini, kaum fungsionalis mengembangkan
metode eksperimen selain dari metode introspeksi yang seringkali digunakan
merkipun mendapat banyak kritik. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme
ini dikenal dengan nama metode observasi tingkah laku yang terdiri dar dua
bagian yaitu metode fisiologi dan metode variasi kondisi.
Pelopor
aliran Fungsionalisme ini bernama William James, yang sering disebut sebagai
“Bapak Psikologi Amerika” dan aliran ini lahir di Amerika Serikat. Selain
William James ada juga tokoh fungsionalisme yang lain yaitu James Rownland,
Angel dan John Dewey. Menurut pandangan mereka pikiran, proses mental, persepsi
indrawi, dan emosi adalah sebuah adaptasi organisme biologis. Aliran ini lebih
menekankan pada fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental,
atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitannya dengan peran yang
dimainkannya dalam kehidupan. Hal itu bertujuan untuk mempelajari bagaimana
pikiran bekerja, sehingga organisme dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Tokoh Strukturalisme
Wilhem Wundt (1832-1920)
Lahir di NeckarauMannheim Jerman pada tanggal 16
Agustus tahun 1832 dan meninggal di usiana yang ke-88 tahun di Leipzig Jerman
pada tanggal 31 Agustus 1920.
Pria yang
berkebangsaan Jerman ini dianggap sebagai titik tolak berdirinya ilmu psikologi
sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya, hal itu
disebabkan karena Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig
pada tahun 1879. Memang pada tahun-tahun sebelum Wundt mendirikan
Laboratoriumnya sudah dikenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut
dirinya sarjana psikolog. Biasanya sarjana yang mempelajari psikologi adalah
filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Meskipun Wundt adalah seorang dokter,
tetapi dengan berdirinya Laboratorium miliknya, itu yang membuat dia tidak
disebut lagi sebagai dokter atau ahli imu faal, karena dia mengadakan
eksperimen psikologi di laboratorium miliknya itu.
Wundt
pernah bersekolah di Universitas Heidelberg , Tubingen dan berlin, gelar-gelar
sarjana yang dia dapatkan adalah dalam bidang hukum dan kedokteran. Awalnya dia
dikenal sosiolog, filsuf dan ahli hokum, tetapi semuanya berubah saat dia
mendirikan Laboratorium psikologinya itu.
Buah Pemikiran
Psikologi strukturalisme Menurut Wundt memiliki 3 tujuan yaitu:
1. Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai
elemen-elemen dasar.
2. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen
dasar tersebut.
3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan
system saraf.
Tiga Hukum Mental (mental chemistry) dari Wundt, yaitu:
1. Hukum resultan psikis (the law of phychis resultans) yang sering disebut juga sebagai
sintesa kreatif (the principle of
creative synthesis). Yang berbunyi bahwa setiap gejala psikis yang kompleks
selalu mempunyai sifat-sifat baru yang berbeda dari elemen-elemen lainnya.
2. HUkum hubungan psikis (the law of psychis relations), yaitu bahwa sebuah elemen kesadaran
atau konten psikis akan mempunyai arti hanya dalam hubungan dengan
elemen-elemen atau konten-konten psikis (psychis
contents) lainnya.
3. Hukum kontras psikis (the
law of psychis contrast), yaitu bahwa elemen-elemen saling memperkuat satu
sama lain.
2 Jenis Asosiasi
menurut wundt
1. Asosiasi persepsi langsung (Immediate perceptual association), yang terdiri dari:
a. Fusi (fusion),
percampuran antara dua elemen kesadaran, sehingga dua-duanya melebur jadi satu,
tidak lagi independen, atau salah satu sangat dominan sehingga sifat elemen
yang lain hilang sama sekali, masuk kedalam elemen yang dominan itu.
b. Asimilasi, yaitu dua elemen masih saling independen, sama
kuat, dan dihubungkan satu sama lain karena ada persamaan-persamaan (similarity), atau karena adanya kontras
yang mencolok.
c. Komplikasi (complication),
yaitu asimilasi antar indra-indra yang berbeda, misalnya asimilasi antara
sesuatu yang didapat dari indra penglihatan dengan hal lain yang diperoleh dari
indra pendengaran.
2. Asosiasi memori (memorial
association), yaitu asosiasi yang tidak segera, melainkan terjadi dalam
ingatan, antara elemen-elemen yang terlebih dahulu disimpan dalam ingatan.
Jenisa asosiasi ini kemudian dikembangkan penyelidikannya oleh seorang yang
bernama Ebbinghaus.
2 Jenis Apresiasi
sebagai fenomena menurut Wundt:
a. Lapangan kesadaran (field
of consciousness atau blickfield),
yaitu segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra kita, yang disebut dngan
persepsi menurut Wundt.
b. Pusat kesadaran (focus
of consciousness atau blickpunkd),
yaitu sebagian dari persepsi yang secara aktif kita perhatikan benar-benar,
disebut oleh Wundt dengan nama apersepsi. Hal-hal yang termasuk dalam pusat
kesadaran ini disebut juga dengan perhatian atau attention.
2 Fungsi apersepsi
sebagai kognisi menurut Wundt:
a. analisa, yaitu menguraikan data-data yag tertangkap oleh
pancaindra dan memberikan peniaian (judgement).
b. sintesa, yaitu mempersatukan data-data yang saling
berhubungan dan menyusunya menjadi konsep. Quotes dari Wilhelm Wundt:
Edward Bradford
Titchener (1867-1927)
Lahir di Chichester, Inggris pada tanggal 11 Januari 1867
dan meninggal di New York pada tanggal 3 Agustus 1927. Dia pernah belajar
filsafat di Oxford selama 5 tahun lalu pergi ke Leipzig untuk belajar pada
Wundt. Jasanya sangat besar dan dihargai oleh psikologi di Amerika Serikat
karena telah menerjemahkan karya-karya Wundt ke dalam bahasa Inggris agar bisa
dibaca oleh orang lain yang tidak mengerti bahasa Jerman.
Titchener
tidak selamanya setuju dengan ajaran Wundt, hal ini ditegaskan dalam bukunya
yang berjudul Experimental Psychology, dimana Titchener menegaskan definisi
eksperimen menurut Wundt yang menentang eksperimen-eksperimen dengan hewan,
orang-orang abnormal dan anaka-anak, padahal eksperimen-eksperimen seperti ini
yang justru akan dilakukan oleh para penganut Fungsionalisme.
Menurut
Tichener hanya ada satu pasang kutub emosi taitu “lust-unlust”. Dan dua pasang kutub yang lain dikembalikan kepada
lust-unlust. Dan perbedaan lainnya adalah dalam hal perhatian (attention).
Perbedaan aliran strukturalisme dan fungsionalisme dari
dialog Titchner dengan penganut-penganut fungsionalisme di Amerika Serikat,
yaitu
STRUKTURALISME
|
FUNGSIONALISME
|
|
Cara pendekatan
|
Struktural, Pengalaman kesadaran dianalisa untuk diketahui
strukturnya.
|
Mempelajari fungsi tingkah laku dalam hubungan dengan
lingkungan fisik maupun sosial
|
Pertanyaan dasar
|
Apakah jiwa itu ?
|
Untuk apakah tingkah dasar laku itu ?
|
Titik berat
|
Isi kesadaran
|
Aksi atau perbuatan
|
Perumusan tentang jiwa
|
Jiwa adalah jumlah dari pengalaman-pengalaman kesadaran.
|
Jiwa adalah penjaga kelangsungan hidup seseorang yang
memungkinkan orang itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
|
Hermann Ebbinghaus
(1850-1909)
Lahir di Barmen pada tanggal 24 Januari 1850 dan meninggal
di Halle, pada tanggal 26 Februari 1909. Dia adalah salah satu pelapor dan
pendiri Psikologi Eksperimen, dan orang pertama yang melakukan penelitian
eksperimental mengenai proses belajar dan ingatan (memory). Beliau adalah
Profesor dari Bresalai dan Halle.
Sangat jelas terlihat dari kurve tersebut bahwa apa yang
sudah dipelajari akan dilupakan mula-mula banyak sekali yang dilupakan,
sehingga kurve tanpak menurun, tetapi makin lama penurunan itu makin berkurang,
sehingga pada suatu waktu tertentu tercapai sejumlah kata-kata yang diingat
ters untuk wakyi yang lama. Dengan kata lain, pada suatu titik tertentu
tercapai jumlah yang konstan dari kata-kata yang diingat.
Lalu
Ebbinghaus mengemukakan hukumnya tentang rasio antara hal-hal yang dipelajari
dengan waktu yang digunakan untuk mempelajari hal-hal itu sebagaiberikut :
Makin banyak hal yang harus dipelajari, makin banyak pula waktu yang diperlukan
untuk mempelajarinya secara sebanding. Hukum ini disebut sebagai Hukum
Ebbinghaus. Dapat disimpulkan bahwa Ebbinghaus berpendirian bahwa proses
mengingat dan proses lupa terjadi secara otomatis atau dengan sendirinya dan mekanistis.
Georg Elias Müller (1850-1934)
Lahir di Grimma Jerman pada tanggal 20 Juli1850 dan
meninggal pada tanggal 23 Desember 1934 di Gottingen Jerman. Dia adalah salah
satu sarjana lulusan Leipzig dan Gottingen University dalam bidang filsafat dan
sejarah. Pada tahun 1873 ia mencapai gelar doctor dengan tesis yang berjudul
“Sensory Attention”. Dan itulah yang mengangkat dia sebagai tokoh psokologi,
bahkan sering dianggap sebagai salah satu pelopor Psikologi Eksperimen
sebagaimana halnya dengan Wundt.
Müller
pernah menjadi dosen di Gottingen dan guru dari Külpe yang memberikan
sumbangannya kepada psikologi khususnya dalam psikofisik, ingatan dan persepsi
visual.
Dalam
bukunya yang berjudul On the Fundamental of Psychophyics (1878) dan Standpoints
and Facts of psychophysical Methodology (1903) ia menentang hokum Qeber-Fechner
dan mengemukakan pendapatnya sendiri tentang hokum psikopisik dari hubungan
antara persepsi dan rangsangan saraf (neural stimulation). Dia mengatakan bahwa
persepsi menimbulkan jeja-jejak tertentu pada otak, seperti lensa kamera yang
menimbulkan jejak-jejak gambar tertentu pada film dalam kamera. Prinsip ini
kemudian akan menjadi dasar dari prinsip isomotfi dari psikologi Gesalt.
G.E Müller
melanjutkan karya-karya Ebbinghaus tenang ingatan dan mengemukakan “Ther Right
Associative Procedure” yang menyaakan bahwa proses mengingat dan lupa tidak
semata-mata mekanistis dan otomatis, tetapi ada unsur aktivitas individu yang
bersangkutan. Proses mengingat ada unsur aktifnya, karena mengandung asosiasi.
Hal-hal yang dapat diasosiasikan akan lebih mudah diingat. Proses lupa bersifat
aktif juga, karena adanya unsur hambatan (retroactive inhibition), yaitu
rangsang-rangsang yang dating kemudian menghambat ingatan terhadap hal-hal yang
sudah terlebih dahulu ada. Perbedaan lain dengan Ebbinghaus adalah bahwa Müller
menggunakan pula hasil introspeksi sebagai bahan studinya selain menggunakan
data-data obyektif.
Oswald Külpe(1862-1915)
Lahir di Candau pada tanggal 3 agustus 1862 dan meninggal
pada tanggal 30 zdesember 1915, di Munch, pada awalnya dia adalah sorang
sejarawan kemudian, dia belajar Psikologi
pada Wundt di Leipzig, lalu belajar pada G.E Müller di Gottingen. Pada tahun
1887 mendapatkan gelar doctor dan telah menjadi asisten dosen Wundt selama
delapan tahun. Lalu dia menjadi professor di Wurzburg dan mendirikan
laboratorium yang kemudian menjadi pusat kegiatan aliran “Psikologi Wurzburg”.
Buah
pemikiran Külpe yang terbesar adalah meletakkan dasar stuudi tentang proses
berpikir. Ia mengemukakan suatu kertas kerja yang berjudul On the Modern
Psychology of Thought, dia mengemukakan bahwa proses berpikir yang tinggi tidak
terkait pada pengindraan dan dapat pula diselidiki secara eksperimental.
Berbeda dengan Wundt yang berpendapat bahwa setiap proses berpikir hanya dapat
diselidiki melalui pengindraan atau bayangan (image dari pengindraan itu.
Külpe telah
mengadakan eksperimen-eksperimen dengan menggunakan metode intropeksi
eksperimental yang sistematis, dimana orang
yang sedang melakukan percobaan diminta untuk menceritakan kembali
penghayatannya selama melakukan tugas-tugas yang rumit. Dengan metode itulah
dia berhasil membuktikan bawa proses berpikir adalah bebas dari pengindraan
(sensation free atau imageless).
Karl Buhler
(1879-1963)
Lahir di Meckesheim, Baden,
Jerman pada tahun 1879 dan meninggal di Los Angeles, California pada tanggal 23
October 1963 di usianya yang ke 84 tahun, dia pernah bersekolah di Freiburg
University, Vienna University dan Southern California University.
Dia menentang elementisme dan
sensualisme, pendekatannya terhadap masalah kejiwaan adalah dengan pendekatan
holistic. Dimana proses kejiwaan harus didekati, dilihat dan dianggap sebagau
suatu keseluruhan atau totalitas (ganzheit). Dari Buhlerlah kemudian munculnya
aliran Ganzheit.
Buah pemikiran :
(spoken language) atau usaha
untuk meneliti bahasa dari sudut pandang psikologi.
Tokoh Fungsionalisme
William James (1842-1910)
Lahir pada tanggal 1 Novemer 1842
di New York City, dan meninggal pada tangal 16 Agustus di Mount Chocura, New
Hampshire, Amerika Serikat. Pada tahun
1861 dia masuk Universitas Harvard. Awalnya James mempelajari ilmu kimia,
kemudian anatomi perbanfingan, biologi dan ilmu faal, lalu masuk ke fakultas
ilmu kedokteran di Harvard.
James mendirikan Laboratorium
pertama di dunia pada tahun 1875, Bukunya yang berjudul Principles of Psychology (1890)
merupakan dasar bagi psikologi modern.
James adalah pelopor psikologi
Amerika dan sering disejajarkan dengan Wundt di Jerman.
Salah satu teori William James
adalah hubungan antara perubahan fisiologis dengan keadaan emosional. Teori
tersebut pada awalnya dikemukakan oleh filsuf Denmark, Carl Large. Carl Large
mengemukakan bahwa emosi itu identic dengan perubahan-perubahan dalam system
peredaran darah.
Temuan ini kemudian dikembangkan
oleh James yang kemudian mengemukakan teori bahwa emosi adalah hasil persepsi
seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sebagai respons terhadap
rangsangan dari luar. Contohnya bila seseorang sedang menonton sinetron yang
mengharukan, ia merasakan emosi sedih dan haru lalu keluar air mata.
James
juga mengembangkan teori tentang kesadaran dan konsep diri (self). Ia melihat
kesadaran sebagai adaptasi manusia dalam usahanya mempertahannkakn jenis dan
dirinya (teori evolusi). Kesadaran bukan sesuatu yang statis, melainkan
merupakan suatu proses yang terus mengalir. Oleh karena itu sifatnya yang
berubah setiap saat berarti tidak ada keadaan tentu. Pengetahuan tentang
kesadaran tidak dapat diterangkan tanpa mempelajari keadaan-keadaan tentu dari
kesadaran itu sendiri. Mengenai konsep diri, William James membedakan dua aspek
diri yang berbeda tetapi tidak terpisahkan, yaitu aku (I) adalah diri sebagai
yang mengetahui suatu dan Aku social (social atau me) adalah diri sebagai suatu
yang diketahui secara material, social maupun spiritual.
John Dewey (1859-1952)
Lahir pada tanggal 20 oktober
1859 di Burlington, Vermont dan meninggal di New York pada usianya yang ke-92
tahun tanggal 1 Juni 1952. John Dewey telah menyelesaikan pendidikannya di
Universitas Vermont dan Universitas Johns Hopikins lalu dia menjadi guru besar
di Chicago. Pada tahun 1886 ia menulis buku psikologi tentang psikologi untuk
memperkenalkan bagaimana cara orang Amerika mempelajari Psikologi, yaitu dengan
mengutamakan pradigmatisme.
Bagi pada sarjana psikologi Amerika yang lebih penting adalah menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan apa kegunaan dari jiwa (perilaku) sehingga berdirilah aliran fungsionalisme.
Bagi pada sarjana psikologi Amerika yang lebih penting adalah menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan apa kegunaan dari jiwa (perilaku) sehingga berdirilah aliran fungsionalisme.
Ia menganjurkan metode “learning
by doing” dalam teorinya ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, orang
tidak perlu terlalu banyak mempelajarinya melainkan dengan cara langsung
mengerjakan tugas (pekerjaan). Dengan cara demikian orang akan dengan
sendirinya menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat,
sehingga ia akan menguasai kemampuan yang diharapkan.
Sikap pradigmatisme dari Dewey
ini didasari antara lain oleh pemikiran filsafatnya bahwa “manusia selalu
berpikir tentang perubahan.” Dewey berpendapat bahhwa segala pemikiran dan
segala perbuaan selalu bertujuan atau memiliki tujuan. Maka ia menentang
elementisme. Dalam bukunya yang berjudul The Reflexes are Concept (1896), ia
menjelaskan bahwa perilaku tidak dapat dipisahkan dari rangsangan dan tidak
diuraikan dalam elemen-elemen perilaku yang lebih kecil. Perilaku (respons) dan
rangsang (stimulus) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebab stimulus
itu ada bila ada respons, demikian pula respons tidak akan terjadi bila tidak
ada stimulus. Oleh karena itu, kita harus memandang respons dan stimulus
sebagai suatu totalitas. Pandangan ini kelak menumbuhkan teori psikologi
gestalt.
James Rowland Angell (1869-1949)
Lahir di Burlington, Vermont pada
tanggal 8 Mei 1921 dan meninggal pada tanggal 4 Maret 1949 pada usianya yang ke
79 tahun. Angell adalah lulusan dari Universitas Michigan. Sejak tahun 1906 Angell
menjadi Presiden dari American Psichological Assosiation (APA). Dia adalah
pemimpin yang berhasil mempersatukan sarjana-sarjana di Chicago dan cukup
disegani karena kewibawaannya.
Angell dikenal dengan paper-nya
yang berjudul “The Province of Functional Psychology” dan mengemukakan tiga
macam pandangan terhadao fungsionalisme:
1. Fungsionalisme adalah
psikologi tenang aktivitas bekerjanya jiwa (mental), sebagai lawan terhadap
psikologi tentang elemen-elemen mental.
2. Fungsionalisme adalah
psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari kesadaran, dimana jiwa (mind)
merupakan perantara antara lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan organisme. Teori
ini disebut juga dengan teori emergensi dari kesadaran. Untuk keadaan yang
tidak bersifat emergensi (darurat) yang berfungsi bukan emergensi tetapi
kebiasaan (habit).
3. Fungsionalisme
adalahpsikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri
dari badan dan jiwa. Ia mempelajari pula hal-ha di luar kesadaran, misalnya kebiasaan
(habit) dan setengah sadar.
James McKeen Cattell (1860-1944)
Lahir pada tanggal 25 Mei 1860 di
Pennsylvania dan meninggal pada tanggal 20 Januari 1944 di New Jersey, Amerika
Serikat. Ia pernah menjadi mahasiswa di Eropa dan pernah belajar di Universitas-universitas
Gottingen, Leipzig, Paris dan Janewa. Ia pernah menjadi murid Wundt dan Lotze.
Ciri khas aliran ini adalah kebebasan dalam mempelajari perilaku yang
dicerminkan dalam dua pandangan tentang fungsionalisme, yaitu:
1. Fungsionalisme tidak perlu
menganut paham dualism, karena manusia sebagai keseluruhan, merupakan kesatuan.
2. Fungsionalisme tidak perlu
deskriptif dalam mempelajari perilaku karena yang pentig adalah fungsi prilaku,
jadi yang harus dipelajari adalah hubungan (kolerasi) antara satu perilaku
dengan perilaku lainnya, atau suatu perilaku dengan satu hal yang terjadi di
lingkungan.
Karena sifatnya yang praktis dan
pragmatis, maka aliran fungsionalisme merangsang tumbuhnya cabang-cabang
psikologi, seperti psikologi abnormal, psikologi klinis, psikologi industry,
psikologi pendidikan, dan sebagainya. Cattel tidak selalu setuju dengan teori
Wundt, khususnya mengenai individu. Cattel melakukan percobaan-percobaan untuk
menemukan kapasitas individu. Dan hasilnya adalah, iya berhasil menciptakan
alat ukur kapasitas dan kemampuan individual yang kemudian disebut sebagai psikotest.
Quotes : “I felt myself making brilliant discoveries in science and philosophy. My
only fear being that I could not remember them until morning” James McKeen
Cattell (D. Schultz, S. Schultz p.219).
Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Thorndike lahr di Williamsburg pada tanggal 31 Agustus
1874 dan meninggal di Montrose, New York pada tanggal 10 Agustus 1949, Ia
menyelesaikan pendidikannya di Harvard dan termasuk salah satu tokoh aliran
fungsionalisme kelompok Columbia. Setelah itu da bekerja di Teacher’s College
od Columbia dibawah pimpinan JM Cattel. Thorndike berminat untuk mempelajari
proses pelajar, pendidikan dan intelegensi. Pada tahun 1898, ia menerbitkan
hasil penelitiannya tentang prilaku beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing
dan burung yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar yang dianutnya,
yaitu bahwa belajar itu adalah asosiasi.
Buah
pemikiran Edward Lee Thorndike:
Suatu stimulus (S) akan menimbulkan respons (R) tertentu,
yang seringkali disebut dengan teori S-R. dalam teori ini dikatakan bahwa dalam
proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) itu belajar dengan cara
coba-coba (trial and error) atau organisme akan mengeluarkan berbagai prilaku
dari kumpulan prilaku yang ada padanya untuk memecahkan masalah yang baru
dihadapi. Salah stau atau beberapa prilaku tersebut secara kebetulan dapat
memberikan solusi yang sesuai dan berdasarkan pengamatan tersebut maka dalam
menghadapi situasi masalah adalah yang serupa.
Dalam
proses belajar yang mengikuti prinsip coba-coba ini, ada beberapa hukum yang
dikemukakan oleh Edward Lee Thorndike:
a. Hukum Efek (the law of effect): intensitas hubungan
antara S dan R akan meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang
menyenangkan, dan sebaliknya.
b. Hukum Latihan terdiri dari dua hukum, yaitu the law of
exercise dan the law of use disuse: hubungan antara S-R melemah bila tidak
dilatih atau dilakukan berulang-ulang
karena kegunaan (peranan) R terhadap suatu S tertentu dalam hal yang terakhir
ini makin lama makin kecil pada organisme yang bersangkutan (karena system
respons tidak sering dilakukan).
Robert
Serrions Woodworth (1869-1962)
Lahir di Balchertown, Massachusetts pada taggal 17
Oktober tahun1869 dan meninggal pada 4 Juli 1962 di New York. Woodworth
mendapat gelar M.A. dari Universitas Harvard di tahun 1897, dan kemudian
mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1912.
Meskipun
Woodworth penganut fungsionalisme, ia merasa tidak cukup dengan mempelajari S-R
saja, ia mempelajari dinamika hubungan S-R. bagaimana terjadinya hubungan itu,
bagaimana perkembangan hubungannya dalam situasi yang berubah-ubah. Menurut
Woodworth hal itu harus dipelajari bila ingin mengenali perilaku manusia dengan
baik. Dalam karyanya yang berjudul Dynamic Psychology (1918) membawa Woodworth
juga patut digolongkan kedalam penganut psikodinamik. Woodworth memiliki
pendirian bahwa metode instropesksi tidak mesti harus di buang begitu saja
dalam penelitian psikologi. Bahkan untuk mempelajari motivasi, yaitu suatu hal
yang mendasari tingkah laku, seorang oeneliti harus menggunaka metode intopeksi
ini. Minatnya akan motivasi membuat Woodworth dikenal sebagai tokoh yang
merintis ilmu tentang motif.
Daftar Referensi : - Sarwono, Sarlito W(2002). Berkenalan Dengan Aliran Dan Tokoh-tokoh Psikologi. Bulan bintang. Jakarta. ISBN:9794182524 3
- Sumanto (2013). Psikologi Umum. Buku Seru. Jakarta. ISBN:602-9324-43-8
hai nadhifa :) ini postingan nya bagus, boleh nanya ? copas atau apa nih ? hehe, ohya sehat selalu yah :)
BalasHapusterus terang ane ga gitu ngerti tentang psikologi..
BalasHapusbut.. artikel yang sangat bagus.. keep posting yah..:D
hmm, boleh ya berkomentar atau bertanya :) dari post yang kamu bikin tentang "Mengenal Aliran Strukturalisme dan Fungsionalisme Psikologi" pasti kamu sebelumnya sudah membaca, memahami, dan mempelajari hal tersebut. aku cuma mau tanya, boleh dijawab atau tidak silahkan kamu yang menentukan. dari kamu nge-post hal tersebut, tujuan dari post-ingan kamu untuk siapa? apa manfaat dari post-ingan kamu bagi pembaca? apa kesimpulan dari "Mengenal Aliran Strukturalisme dan Fungsionalisme Psikologi" (di simpulkan dari kata-katamu sendiri)?
BalasHapusmungkin itu aja, disini kita harus saling belajar. wajar ya kalau ada yang salah-salah (tahap atau proses suatu pembelajaran)
Tujuan postingan ya jelaslah untuk pembaca, terutama mahasiswa yang butuh referensi nya, manfaatnya? Mungkin bagi anak psikologi ini bisa dijadikan referensi tugas entah itu hasil copas apa enggak yang pentingkan ada info penting di dalamnya
HapusMisi,, numpang lewat ya :D
BalasHapusBaru bikin blog ya...?? bagus ko'... ^_^
BalasHapusnice. thanks referensinya ;)
BalasHapusCuman mau bilang kalau itu bukan foto Georg Elias Müller tapi George Ferdinand Müller.
BalasHapus